Minggu, 22 November 2020

Brokoli

Dari pada fotonya kebuang mending diposting.

Oktober 2019 kemarin saya menamam brokoli ini. Ternyata belum begitu lama ya, saya merasa kok sudah lama. Saya suka brokoli karena makanan ini termasuk sayuran yang sehat dan teksturnya yang kriuk kalau dimasak sebentar saja. Selain itu harganya juga lumayan lebih mahal dibandingkan dengan kembang kol.


Jadi saya menanam brokoli ini dari benihnya. Saya membeli benihnya dengan beberapa benih lainnya.  Benih saya semai, kemudian setelah itu saya rawat seperti biasa. Saya pernah lihat pohonnya di sawah-sawah daerah agak jauh dari rumah bapak sana, mirip pohon kembang kol sepertinya. Kalau saya pernahnya lihat om saya dulu nanam kol atau kubis, selama ini sih di sawah daerah bapak sendiri jarang saya lihat yang menamam brokoli. 



Pohonnya tumbuh sangat subur, daunnya lebar dan hijau tua agak kebiruan kalau menurut saya, atau hijau tua mirip daun kale gitu. Coba lihat perbedaan warnanya jika dibandingkan dengan daun anggur Isabel. Batangnya juga besar gemuk, saat itu saya masih jarang buka youtube jadi belum begitu tahu cara perawatan dan menanamnya. Bahkan sekarang baru tahu kalau daunnya bisa dikonsumsi. Saya hanya tahu kalau nanti keluar brokolinya maka brokolinya ditutupin pakai daunnya agar enggak mecah dan berubah warna cepat. Ya, hanya tahu itu. Sampai brokoli itu akhirnya muncul juga, saya senang banget. Sayangnya hasilnya tidak seperti yang saya harapkan, ya bisa dipanen tapi pecah-pecah gitu brokolinya, kuntumnya meregang berjarak dan cepat menguning. Padahal daunnya dan pohonnya seger banget saat itu. Tapi karena pengalaman pertama menanam brokoli, jadi saya cukup senang. Brokolinya saya masak dan sisanya saya biarkan tumbuh, katanya nanti bisa muncul lagi gitu. Sampai akhirnya saya cabut pohonnya setelah agak lama.

Seperti ini (foto bukan milik saya)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.

Update Berkebun