Sabtu, 30 Januari 2021

Mencoba Memasak Jamur King Oyster

Saya pernah cerita kalau saya menyukai jamur. Dan saat saya cerita di tulisan sebelumnya saya janji bakal cerita lagi kalau sudah menemukan jamur King Oyster. 

Dan kemarin akhirnya saya bisa menemukan penjual jamur itu di toko daring. Sebenarnya suami saya yang pesan sih karena saya tidak punya aplikasi toko daring seperti orang-orang itu. Jadi sekalian suami juga yang pesan dan membelikannya. Tokonya di Jogja juga karena untuk pengiriman tentunya butuh waktu lebih cepat agar kondisi jamur masih baik. 

Hari pertama setelah pembayaran saya kira sudah sampai, ternyata belum sampai. Harapan saya hari kedua, semoga jamur dalam kondisi masih segar, ternyata belum sampai juga. Saat saya tanyakan ke suami kata penjualnya stoknya lagi habis, wah saya sudah pesimis saat itu. Dan sampailah hari ketiga, ternyata jamur sudah sampai. Saya senang dan juga harap-harap cemas, soalnya ada yang berkomentar di toko itu kalau ada jamur yang datang sudah dalam kondisi jelek banget. 


Sampai rumah habis pulang malam dari kantor kemarin sore saya senang sekali saat melihat jamur itu dalam keadaan segar. Karena saya lapar, sekalian saya coba memasaknya sebagai campuran mie, sekalian test rasanya kayak gimana.

Dan saat saya masak sebentar itu teksturnya kenyal agak alot, karena saya masaknya sebentar banget. Tapi enak kok rasanya, anak saya pas saya tanya juga bilang rasanya enak kok kayak jamur biasa, syukurlah dia juga suka. Kemudian pagi ini saya masak buat campuran ayam dan sosis, saya masak pakai cabe pedas dan saya kasih sedikit kecap manis. Kenapa saya kasih kecap? Karena sebagian jamurnya ada yang sudah agak layu, sedikit aja sih.


Sekarang gimana? Jamurnya masih bagus di kulkas. Kemasan saat datang kemarin (tanggal 29 Januari) dalam wadah plastik kaku kemudian baru dikemas plastik luarnya lagi jadi dia aman. Seperti saya bilang jamur rentan dengan sentuhan, kalau tertumpuk saja misalnya bisa membuat rusak jika tidak dikemas baik. Nggak boleh lecek pokoknya, kalau lecek dikit ya membusuk. Dari tulisan di kemasan jamur ini impor, dan kemasannya bagus, satu plastik kemasan isi 4 jamur. Bentuknya persis seperti yang saya lihat di youtube orang-orang Korea Selatan itu. 

Kalau rasanya, rasanya itu mengingatkan saya akan bau jamur merang. Saat mentah saya cium baunya juga mirip, padahal bentuknya beda jauh loh. Teksturnya agak alot kalau memasaknya sebentar. Saat saya tumis dengan ayam dan sosis dengan waktu yang lebih lama, teksturnya lebih empuk dan tetap lembut. Saat matang dan mentah baunya ringan saja, saya tidak terganggu sama sekali, tidak seperti saat saya mencoba jamur Shimeji. Saya memasaknya diiris lebih tipis juga karena batang jamurnya cukup besar. Saya tidak membuang bagian manapun dari jamur ini, karena bisa dimakan semua. Bagian bawah kalau jamur tiram suka saya pangkas, karena ini impor mungkin pemangkasan juga sudah rapi dan bersih untuk meminimalisir kebusukan. Sejauh ini kondisi jamurnya yang belum saya masak masih bagus. Dan saya suka-suka aja untuk mengolahnya lagi, mungkin saya coba untuk menggoreng pakai tepung besok. Harganya 18.500 rupiah per bungkus isi 4 jamur, dengan berat sekitar 200 gram. Ya kalau dibulatkan per jamur sekitar 5 ribuan lah ya. 


Ah ya sekalian ya, ini chanel youtube yang sering saya lihat: Plan D, Dyeong, Kimi, Nebom, Maji, Imamu Room, Nyangsoop, Nino's Home dan lainnya. Plan D, Dyeong, Nebom itu tentang kehidupan mahasiswi di Korsel gitu. Hampir sama sih, hanya acara masak-masak, makan gitu aja terus kecuali Plan D. Plan D juga membuat baju-baju dan aksesoris gitu, tapi mirip dan saya suka aja melihatnya. Kimi tentang kehidupan sebuah keluarga di pedesaan, dari berkebun, memanen, memasak dan lainnya, tapi sudah ibu-ibu. Nino's Home, juga masak-masak dan yang punya YT ini laki-laki, dan dia memiliki seekor eh sekarang dua ekor kucing yang lucu. Imamu Room tentang tentang kehidupan ibu-ibu di Jepang yang memasak makanan dan bento untuk suami dan keluarganya. Gara-gara nonton mereka ini saya jadi suka membeli bahan makanan yang aneh-aneh juga. Terutama mencoba jamur-jamur itu tadi. Di Indonesia kok nggak ada ya yang gini isi Youtubenya, kalau ada kasih tau saya di kolom komentar ya, barangkali ada yang suka menonton juga. Selanjutnya pengin nyobain Gocujang, semoga bisa mencobanya dalam waktu dekat. Yup itu aja cerita soal jamur King Oyster tadi, terimakasih sudah membaca.

2 komentar:

  1. resepnya seoerti biasa menggugah seleraku mba...

    dan aku jadi oenasaran dengan yutubnya kimi...mau kepoin ah 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. he he coba saja mba kalau suka jamur juga
      sila cek Youtubenya Kimi bagus kok :)

      Hapus

Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.

Update Berkebun