Jumat, 30 Oktober 2020

POHON ANGGUR BARU DAN UPDATE BERKEBUN

Saya pernah cerita di blog ini kalau saya membeli pohon anggur

Dan ternyata setelah sekian lama saya menunggunya akhirnya sudah beberapa kali berbuah. Semula buahnya kecil-kecil rasanya asam dan saya masih berharap kalau anggur itu akan berbuah lebih besar lagi lain kali. Setelah sekian lama berbuah berkali-kali saya akhirnya mengetahui memang jenis anggur yang saya tanam ini bukan anggur besar dan manis. Atau dengan kata lain saya tertipu tanpa saya sadari. Bukan semata kecurangan penjual benih tetapi juga minimnya pengetahuan saya soal pohon anggur. Dulu penjualnya bilang jenis anggur merah soalnya. Bayangan saya anggur merah jenis Red apa gitu ya anggur merah yang besar-besar dan manis, tetapi buahnya tidak seperti itu. Pantas saja saat itu harga benihnya tergolong murah, dan saya tidak menaruh curiga tentang itu.


Dan pada 22 september kemarin saya membeli pohon anggur secara online, jadi pengiriman via paket bukan saya beli langsung di tempatnya. Sebenarnya saya cukup khawatir bagaimana jika pohon di paketkan apakah akan aman-aman saja. Ternyata ketika sampai paket pohon itu kondisi pohon sangat baik, jenisnya ninel dan transfigurasi. Pengemasannya sangat rapi dan aman untuk tanamannya. Saya membelinya seharga 100.000 ribu saja setiap pohonnya. 


Selama ini saya merawat tanaman anggur saya yang saya beli pertama seperti jadi latihan saya untuk bertanam anggur. Karena sudah cukup lama saya merawatnya sekitar 2 tahunan. Sudah berkali-kali berbuah, meskipun saya hanya tanam di polibag kecil saja. Ada 4 polibag sampai sekarang dan rencanya saya akan jadikan root stock nantinya, jika saya bisa belajar grafting anggur yang bagus ini.


Selama ini saya hanya fokus googling cara merawatnya tanpa saya melihat jenis-jenis anggurnya. Setelah saya melihat-lihat di youtube jadi tahu juga akhirnya bahwa anggur jenis import bagusnya di grafting atau sambung dengan anggur lokal yang rasanya asam milik saya tadi. Karena untuk root stock atau pengakaran (bagian yang bawah) dia tahan penyakit sedang untuk bagian atasnya anggur import yang berbuah lebih besar dan manis. Semula saya agak kecewa setelah tahu anggur yang saya beli itu hasil grafting, saat itu pun penjual tidak menjelaskan jika pohon hasil graftig lebih bagus dari pada pohon satu jenis dari akar sampai pucuk. Setelah saya tahu dari youtube yang banyak sekali bertebaran chanelnya maka saya merasa lega dapat benih ini.


Untuk sambung menyambung ini saya cukup familiar karena bapak dulu sudah bertanam melinjo atau jambu. Pohon melinjo banyak sekali di kebun rumah. Selain melakukan cangkok melinjo untuk perbanyakan benih, bapak juga sering melakukan penempelan pada pohon jambu. Saya kurang tahu istilahnya, jadi mata tunas dari jambu yang lain ditempel di dahan jambu kemudian ditunggu hingga dia tumbuh. Jadi satu pohon bisa beberapa jenis buah jambu. 


Kembali ke tanaman anggur baru tadi, saya membiarkan selama beberapa hari masih di polibag asli saat pengiriman untuk penyesuaian dengan suhu di sini. Tanggal 26nya saya pindahkan ke polibag yang lebih besar. Tanggal 29 yang trans pucuknya memecah jadi 2, memang setiap minggu saya pupuk Npk 1 sdm. Tanggal 3 Okt cabangnya saya potong saya mau membesarkan batang primernya dulu. Tanggal 12 Okt sudah semakin meninggi jadi saya carikan untuk rambatan pohonnya, cuacanya mulai hujan sebenarnya saya agak khawatir anggur itu kalau lembab sering kena jamur mana pohon anggur depan pernah kena jamur kuning banyak sekali, ya walau sudah saya pangkas.


Tanggal 16 Okt saya pindahkan ke planterbag yang baru saya beli online dari Momi Ike. Sering melihatnya di youtube jadi sekalian beli planterbagnya. Saya masukkan yang planterbag 30 liter. Semula untuk polibag sebelumnya media sudah saya usahakan bagus, dari media campur, sekam dan kohe juga tanah dan pasir, kemudian saya tambahkan juga kapur dolomit. Tapi pas saya ganti palnter bag jadi bercampur-campur lagi. Ternyata saat saya bongkar polibag itu, bagian bawah sangat basah tanahnya, dan padahal pengakaran masih sedikit di bagian atas. Saya pikir tanahnya terlampau basah, mana media sekamnya masih sekam baru habis dibakar bukan sekam lapuk. Jadi karena musim hujan juga jadi saya kadang tidak menyiramnya lagi. 


Tanggal 21 Okt, saya baru tahu bedain pohon dua ini, setelah saya perhatikan daun trans lebih membulat meskipun menjari tetapi jari yang gemuk-gemuk terlihat hanya 3 jari besar saja meskipun ada 5 jari sebenarnya. Sedangkan untuk Ninel daunnya menjari lebih terlihat, potogan jarinya lebih dalam terlihat jelas membaginya jadi 5 jari. Itu sekilas yang saya lihat dari tulisan jenis di pohon yang belum saya lepas he he.


Tanggal 30 Okt, sedih rasanya ada beberapa daun di anggur trans yang berjamur kuning. Saya langsung petik dan untuk sementara saya akan amati terus daunnya satu-satu. Dan sekelilingnya diluar planter bag sudah saya semprot dengan wipol he he, saya belum beli fungisida. Pakai yang organik masih kawatir, dari percobaan saya dulu malah daunnya pada gosong, takut kenapa-kenapa saja. Dan anggur lama saya penyebabnya, jadi saya takut menulari lagi pohon anggur bagus ini jadi anggur yang lama saya pangkas habis.


Btw, saya kok curiga ya, sejak tanaman saya rajin saya pupuk kimia pakai Npk kok mulai datang jamur-jamur itu ya. Dulu enggak ada, sampai baru-baru ini saja kena. Tanaman anggur lama itu yang pertama, kemudian ke tanaman sereh yang sampai mo habis saya pangkas sampai sekarang. Yang di sereh jamurnya kecoklatan menempel di daun, dulu saya kira kering biasa ternyata ada jamurnya. Kemudian tanaman mint saya habis kena jamur kehitataman dan daunnya kering. Tanaman mint saya ada 4 pot saya pangkas habis, saya buang semua. Tanaman anggur depan juga ternyata lagi-lagi kena jamur kuning. Mungkin dari sini jamurnya, jadi kemarin sore saya pangkas habis lagi daun rantingnya. Eh iya, ternyata buah anggurnya yang saya abaikan karena asam itu sampai hitam-hitam di pohon, kemarin saya coba kok ya manis, jadilah saya petik saja dan saya makan lumayan banyak yang manis. Mungkin kemarin-kemarin saya terburu-buru petik jadi masih sangat asam.


Tapi kalau dari momi Ike saya belajar katanya dari sampah-sampah dapur bisa mendatangkan penyakit ke tanaman. Ya saya dulu memang suka menambahkan ke tanaman begitu saja, apa jamurnya dari sana ya. Apa dari belalang-belalang yang banyak datang ya. Kalau tanaman cabe kemarin kena serangga banyak bulat-bulat ijo tapi jelas bukan lady bug. Terus cabenya jadi rusak.


Ah ya, tanaman terong dan cabe besar saya sudah panen berulang kali. Cabenya sebagian kena penyakit juga setelah berbuah banyak jadi saya cabut saja. Anehnya sejak saya hentikan pupuk di taneman terong, pertumbuhan buahnya tidak secepat minggu-minggu kemarin. Kalau minggu kemarin setiap minggu sayabisa panen 2 atau 3 terong kali ini terongnya lebih kecil dan lambat pertumbuhan buahnya, saya hanya panen 1 saja kemarin. Eh btw ini taneman di pot semua ya, bukan tanaman di kebun atau sawah yang banyak.


Eh ini jadi cerita tanaman saya yang lain, bukan sekedar anggur tadi ya. Btw saya beli benih hidup terong dan cabainya. Saya sudah beli angkatan ke 2 ini, dan yang kedua sudah mulai besar. Saya juga tanam pohon tomat, semoga besar sampai berbuah. Saya kira terongnya yang pertama bakalan mati, ternyata malah makin tinggi makin bercabang, dan terus berbunga dan berbuah. Lha jadi gede-gede banget pohonnya. Kemarin sebagian kena jamur mirip yang di pohon mint daunnya, saya petik yang kena jamur saya buang. Sekarang sepertinya aman.


Di kebun mini ini jadi banyak sekali serangga datang. Belalang paling banyak, dari yang hijau lancip-lancip, hijau gendut besar-besar, sampai cokelat kecil dan cokelat yang besar-besar banget. Yang gede-gede suka sekarang suka makan daun kelapa saya. Cangcorang pun ikut nongkrong di pohon terong. Dulu awal-awal berkebun di sini saya panik kalau lihat siput yang kayak lintah itu, saya kira lintah. Sekarang saya suka buru kalau malam hari. Dulu saya kaget kalau ketemu kelabang di kebun, sekarang udah biasa saja ketemu kelabang kecil-kecil di kebun, asal bukan induknya saya enggak begitu kaget lagi.


Lagi-lagi keluar dari cerita si anggur, saya menunggu-nunggu musim hujan ini. Saya berencana memindahkan 3 pohon apukat yang saya benih dari biji sisa yang saya makan dulu. Sudah cukup besar pohonnya dan sehat sekali. Saya mau tanam di kebun saya yang lebih besar biar bisa tumbuh dengan baik, karena saya tidak mungkin menanam di kebun mungil di rumah saya. Lagi pula katanya pohon apukat banyak ulatnya. Sebenarnya saya pernah membawa benih beberapa pohon di kebun sana, tapi karena bukan pas musim hujan jadi kata suamiku pohonnya pada mati. 


Oke sekian saja cerita kebun dan pohon anggurnya, lain kali saya cerita lagi, terima kasih sudah membaca, dan selamat berlibur.


2 komentar:

  1. Mbaaak, seru ih ceritanya... Boleh lihat foto-fotonya ngga sih, Mbak? Diselipin gitu di tiap stepnya. Hehe.. Saya pengen banget tanam anggur juga soalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih mba :)
      iya mba coba besok saya tambahkan kalau update pohon anggurnya lagi, terima kasih sudah membaca mba

      Hapus

Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.

Update Berkebun