Lelaki itu duduk persis di meja
sebelahku, di depannya duduk seorang perempuan, mereka berbincang. Aku di sebelahnya
duduk sendirian.
“Beri aku tanda, lalu aku akan
pergi,” batinku.
Kau pun mengambil tas punggungmu
ada sedikit warna biru bagian atas, kau letakkan di bawah di samping kananmu
yang dekat padaku.
“Oke, aku pergi,” kataku padamu
meski hanya dalam hati.
Aku mengambil tas punggungku, tas
selempang, beberapa tas jinjing, berdiri dan melangkah pergi dari situ.
Melangkah pergi.
“Yea aku lulus,”
jeritku senang dalam hati.
Aku begitu bahagia, aku melangkah
seperti anak-anak yang lain. Kembali melewati tangga yang itu. Yang membingungkan
itu. Ada yang kembali naik ada yang kembali turun. Aku juga bertemu beberapa
kawan. Aku nekat turun, dan di samping kiriku, di pagar besi ada kunci, seperti
pintu yang bisa dibuka, aku membukanya. Meskipun ada penjaga juga. Aku
keluar, dari tempat itu. Si penjaga protes, aku berkata padanya,
“Bilang ke pengelolamu, di bagian bawah gedung, parkir atau entah apa itu sangat kotor dan membingungkan juga menakutkan.”
“Bilang ke pengelolamu, di bagian bawah gedung, parkir atau entah apa itu sangat kotor dan membingungkan juga menakutkan.”
Akupun melangkah pergi melewati kantin atau apa. Omong-omong laki-laki yang duduk itu tadi orang yang yang ingin kutemui. Tadi sebelum sampai di sana, aku
bersama beberapa orang lain, melewati banyak tempat. Ada menemukan sebuah pohon
bagus, warnanya kuning semua, kupegang kutunjukkan kawan-kawan supaya difoto.
Bahkan kami melewati rel atau stasiun KA yang dulu itu. Kami tampak begitu
bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.