"FLEUR" |
- Judul : FLEUR, ..is a tale, so is a life
- Penulis : Fenny Wong
- Tebal : 322 Halaman
- Penerbit : Diva Press
- Cetakan : April 2012
Karena hari ini katanya hari buku maka saya akan meriew buku yang beberapa waktu lalu saya beli dan selesai saya baca. Buku fiksi ini bercerita tentang kisah percintaan segitiga antara dua waktu yang berbeda. Meskipun begitu dua cerita itu terhubung satu sama lain. Layaknya sebuah kisah cinta segitiga yang berubah cerita pada reinkarnasi mereka. Cerita cinta segitiga antara peri bunga Belidis, Dewa bumi Fermio dan Dewa matahari Helras pada zaman dahulu yang berakhir sedih. Di sisi lain cerita cinta segitiga antara putri bangsawan Florence Ackerley, saudara angkatnya George dan seorang bangsawan Alford Cromwell yang akhirnya berakhir bahagia.
Cerita cinta segitiga ini sangat mengharu biru dan kata - kata yang dipilih penulis sangat bagus. Saya yang semula malas membaca buku fiksi akhir-akhir ini menyukai membaca buku fiksi, dan akhirnya buku tebal 322 halaman ini habis saya baca juga. Cerita cinta segitiga antara dua waktu yang berbeda ini terikat pada satu hal yaitu sebuah buku tua misterius yang menuliskan cerita cinta di masa lalu. Florence seorang putri bangsawan kaya menemukan buku tua itu dan mampu membaca isi ceritanya. Ikatan takdir membuat buku kosong tanpa tulisan itu hanya bisa di baca oleh mereka yang punya ikatan di masa lalu dengan tokoh di buku itu. George yang merupakan anak angkat di keluarga Florence menjalin kisah cinta terlarang yang tidak bisa di sangkal oleh Florence juga. Sedangkan Alford bangsawan kaya yang sombong dan dingin pada akhirnya menjadi tunangan Florence. Alford yang sangat mencintai Florence pada akhirnya mengetahui kisah cinta terlarang Goerge dan tunangannya itu.
Sementara di kisah masa lalu, Belidis yang adalah peri bunga yang paling lemah dan sakit - sakitan yang menghuni pohon mahoni tua di atas bukit. Dia saking lemahnya meskipun peri bunga bahkan tak mampu menumbuhkan bunga dan selalu jadi bahan ejekan sesama peri bunga. Hingga suatu hari dewa bumi Fermio yang datang ke bumi secara tidak sengaja bertemu Belidis dan terjadi kejadian yang pada akhirnya menyatukan mereka. Fermio yang selalu di kelilingi peri bunga suatu hari di tampar Belidis dan akhirnya justru kejadian itu menumbuhkan rasa cinta yang dalam pada Belidis. Fermio yang bersahabat dengan Dewa matahari Helras kemudian meminta Helras membagi kekuatannya untuk membantu Belidis yang lemah. Karena jika tidak Fermio akan celaka sendiri karena kekuatannya di bagi dengan Belidis. Helras yang penasaran dengan peri bunga yang diceritakan Fermio lantas mengunjungi bumi dan mengamati Belidis diam-diam. Pada akhirnya Helras pun menaruh hati pada Belidis, dan hendak menjadikannya sebagai dewi di langit. Belidis tidak menyetujui keinginan Helras karena rasa cintanya, bahkan ketika Fermio mati di tangan Helras dipangkuan Belidis masih saja cinta Belidis hanya untuk Fermio. Bahkan tawaran Helras tidak dihiraukan belidis yang akhirnya membuat Belidis mati di bawah pohon mahoni tua di atas bukit dari pada harus menghianati cintanya.
Sebuah kutipan yang berada di sampul depan buku :
"...walau hingga kehidupan yang keberapa pun kalian saling mencintai, hingga kehidupan yang berapa pun juga aku akan mengalahkanmu, merebutnya darimu! hingga kehidupan yang keberapa pun, kenyataan tetap sama, kau takkan pernah bisa bersatu dengan Belidis. Akulah yang akan berakhir mendapatkan dirinya!"
Itulah kata-kata yang diucapkan Helras pada Fermio ketika dia begitu marah. Dan takdir ternyata bisa berubah, pada reinkarnasinya Helras yang menjadi Alford justru tidak membunuh Fermio yang bereinkarnasi menjadi George tetapi membiarkan dia pergi dan bahagia dengan Florence. Pada akhirnya Alfort melihat, bagaimana demi cintanya dahulu Belidis rela mati dari pada hidup dengannya, maka sekarang dia membiarkan mereka hidup bahagia. Di sisi lain Helras yang sangat mencintai Belidis juga pada akhirnya berkorban demi kehidupan Fermio dan Belidis. Helras memberikan kekuatannya demi kehidupan Fermio dan kesembuhan Belidis yang lemah. Ada kata- kata Helras yang bagus pada saat akhir itu :
" Hanya sekali aku mengunjungimu, tetapi ketahuilah, aku memandangimu setiap harinya. Aku jatuh cinta..kepadamu" -halaman 308
Diakhir buku penulis menuliskan catatan yang sangat penting, bahwa sebuah keinginan yang amat kuat bisa membuat kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang bahkan kau tidak akan pernah bisa membayangkannya. Kekuatan yang dalam sekejab bisa mengubah bermilyar milyar tahun menjadi neraka, juga dalam sekejab bisa mengubah tragedi bermilyar milyar tahun menjadi berakhir bahagia.
enakan baca review begini daripada bukunya, tebel, hehe
BalasHapuskalo ada perselingkuhannya, entah kenapa koq jadinya menarik ya
aiih sedaap.. jadi pingin bacaaaa :D
BalasHapusPak Zach : hehe pak Zach males baca buku ya, mending gambar dan denger musik
BalasHapusweeeh kok perselingkuhan pak, seru ya pak bacanya haha, yang menarik memang yang di larang pak ..kebanyakan, haduh maaf kalau saya salah
Gulungan pita : iya mbak, ayuuk baca baca seru loh hehe
BalasHapusluar biasa kak buku nya sarat akan makna arti penting sebuah cinta dan kehidupan, jadi penasaran nih pengen baca buku nya, sepertinya menarik banget untuk disimak ;)
BalasHapusWahyu Eka P : iya bagus kok bukunya, coba saja baca, bukunya tebel tetapi gak bosenin bacanya, novel yang cantik
BalasHapuswow kisah cinta peri dan dewa dewi,,,seperinya menarik untuk dibaca...apalagi saya memang suka dengan kisah2 mitology seperti ini....
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
Blogs of Hariyanto : monggo saja pak kalau mau di baca, ceritanya bagus kok,
BalasHapusterimakasih pak keep blogging juga hehe salam dari jogja
Kl fiksi cinta2an kurang seru, h-hee.... beda selera sih ya?
BalasHapusPri Enamsatutujuh: saya juga sebenarnya gak begitu suka pak kalau novel dulu, baru baru ini saja hehe
BalasHapus