Semalam saya dibuat kesal karena anak saya sekitar jam 21.30 belum pulang ke rumah. Memang di sekitar rumah sedang ada acara lomba anak-anak gobag sodor dalam rangka 17 Agustusan, dan saya tidak minat untuk melihatnya. Lagi pula sebelum ini sudah pernah saya bilang berkali-kali kalau main ke luar rumah jangan sampai malam hari. Siang saja atau cukup sampai sebelum magrib tiba.
Masalahnya adalah antara saya dan suami beda pendapat. Saya melarangnya, dan suami justru membolehkan. Dan hal itu semakin membuat saya jengkel. Namanya menyesal kan jatuhnya di belakang ya, saya hanya ingin menjaga anak saya saja. Karena kebanyakan korban kekerasan seksual anak adalah di masa-masa TK sampai SD, pelakunya kebanyakan orang dekat yang dikenal. Pada usia si anak belum paham betul dan itu dimanfaatkan oleh para pelaku.
Saya pernah cerita soal ini ke teman kantor yang sama-sama sudah punya anak. Bahkan sama-sama anak perempuan, seusia dengan anak saya juga dan kebetulan kawan saya seorang pria atau seorang bapak. Meskipun saya tahu kalau masa muda beliau ini boleh dibilang bandel tetapi dalam mendidik anak masih sangat protektif. Kebetulan sama-sama masih punya satu anak. Kawan saya ini juga cukup kaget saat saya bercerita anak saya pulang bermain sampai jam 9 malam, kata dia bahkan istrinya saja sudah kebingungan mencari anaknya jika magrib belum pulang.
Saya juga sering tanya hal begini ke orang lain atau kawan terdekat sebagai pembanding, apakah yang saya lakukan sudah benar atau saya yang terlalu berlebihan. Jika saya berlebihan apakah saya lebih tahu, atau saya lebih santai karena saya tidak tahu beberapa hal penting. Dulu saya sering berdiskusi hal-hal sepele begini bareng kawan di tempat kerja dari pada menggosip yang nggak bener. Bahkan sering adu argumen saat bahas topik sepele semisal poligami dan lainnya. Sekedar mencari masukan dan pembanding atas tindakan saya saja.
Mungkin sikap pasangan saya juga bawaan didikan dari keluarganya juga, kalau anak laki-laki biasanya sedikit dibebaskan. Memang biasanya kalau anak laki-laki bermain sampai malam tidak masalah. Adik saya sendiri sejak SMU kalau malam kadang nggak pulang entah tidur di rumah temannya yang mana, dan saya atau bapak juga nggak masalah. Wong sudah gede bisa mikir dan lagi anak laki-laki. Beda jika dia masih anak-anak. Yang bingung dulu biasanya ibu saya bolak balik nanya adik saya kemana. Saya dulu mikirnya juga ngapain dikhawatirin anak laki-laki juga nggak bakal lupa pulang. Setelah saya sendiri jadi orang tua baru merasakan khawatirnya.
Orang dengan latar belakang berbeda, cara mendidik orang tua yang berbeda dan ditambah pengalaman hidup yang berbeda kalau di satukan dalam satu atap baru akan kelihatan bedanya begini. Beda cara pandang, prinsip dan bahkan cara mendidik sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.