Sebenarnya pernah membaca tulisan seperti itu di buku Life Traveler karya Windy Ariestanty. Tetapi kemarin kawan saya bercerita tentang seseorang yang juga menemukan rumahnya di rumah orang lain.
Peluk hangat dan kedekatan bisa ditularkan dari pola asuh dalam sebuah keluarga. Ada loh orang yang merasa asing dengan segala bentuk kedekatan seperti itu. Lagi-lagi karena pola asuh dalam keluarga. Saya punya kawan, mungkin bagi beberapa orang sebuah pelukan atau ciuman dengan saudara adalah hal biasa saja. Tetapi bagi kawan saya hal itu sangat aneh dan asing bagi dirinya. Bagi sebagian lainnya memakai pakaian minim di depan saudara atau keluarga adalah hal biasa, sebagian yang lain akan merasa risih. Alasannya yang dikemukakan kawanku saat itu malu, risih atau mungkin masih sangat kaku hubungan dalam keluarganya.
Ada saat dimana seseorang merasakan kenyamanan di sebuah rumah yang bukan rumahnya. Entah kedekatan dengan si pemilik, kenyamanan dengan pemilik rumah atau juga keramahan pemilik rumah yang menjadikan seseorang tadi merasa di rumah sendiri. Rumah dimana dia merasa tak asing dengan suasana dan kehangatannya. Tak asing dengan segala sesuatunya.
"Setiap orang akan mencari rumahnya, dimanapun itu. Rumah tempat dia kembali, tempat dia pulang"
Kenyamanan adalah sebuah perasaan yang mahal, atau bahkan mungkin tak bakal bisa dibeli
BalasHapussatu-satunya hal yang dicari bukan.
Hapusyang penting nyaman ya
BalasHapusiya kamu bener
Hapussemoga dapat menemukan rumah dirumahnya sendiri
BalasHapusRatna Sari : hehe amin semoga pada menemukan rumahnya sendiri
Hapus