Penulis: Yusi Avianto Pareanom
Penerbit: Banana
Cetakan: 2011
Tebal: 172 Halaman
Buku ini seperti buku-buku yang saya bahas beberapa waktu ini merupakan buku-buku lama koleksi saya. Saya sebut koleksi karena saya pernah merampingkan isi rak buku saya, gara-gara habis membaca buku Marie Kondo itu. Dan buku-buku bagus dan saya menyukainya saja yang saya simpan sekarang, termasuk buku ini. Buku ini sudah saya tamatkan beberapa tahun lalu, tepatnya saya membeli buku ini tahun tertulis di buku ini 05 Maret 2016.
Ya, sebagai orang yang waktu itu masih awam soal buku-buku apalagi buku nonfiksi, saya baru mengenal tulisan pak Yusi dari buku ini. Dan, saya langsung tergelitik suka dengan dua cerpennya di buku ini yang kelak (hehe kelak) bakal jadi buku yang lebih tebal yang saya idolakan. Dua cerita itu benar-benar unik dan saya suka pokoknya, lain dari yang lain, pilihan kalimatnya benar-benar unik, dan saya membayangkan cerita utuhnya pasti luar biasa.
Omong-omong saya termasuk orang yang kadang ingin menyembunyikan sesuatu yang saya sukai benar-benar. Jadi karena saya sangat menyukainya, saya ingin menikmatinya sendiri, saya ingin ngumpetin dari orang-orang. Mulanya demikian, sampai saya merasa nggak punya bahan nulis lagi dan ingin menulis tentang mereka.
Dengan kulit pembungkus, Raden Mandasia bakal bisa menyamar masuk ke dalam istana Putri Joodha. Meskipun tidak sepenuhnya aman, cara ini lebih baik ketimbang menyusup seperti Bugalu dan Sabadu. (Telur rebus dan kulit kasim- hal 63)
Buku ini banyak sekali judul cerpennya, jadi puas kalau membelinya karena dapat cukup banyak cerita. Favorit saya tentu saja Telur rebus dan kulit kasim(59) dan Tiga lelaki dan seekor anjing yang berlari (hal 47). Ada 18 cerita di buku ini yang bisa kamu nikmati jika ingin membacanya, atau malah sudah membacanya, karena terbitnya sudah cukup lama. Sekian sedikit cerita tentang buku dan selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.