Penulis: Eka Kurniawan
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Mei 2004
Tebal: 192 Halaman
Buku Eka Kurniawan yang pertama kali saya baca Cantik Itu Luka (2002) menurut saya buku itu memang sangat –sangat bagus. Buku ke duanya yang saya baca saya agak lupa sepertinya buku Lelaki Harimau (2004) ini atau Seperti Dendam Rindu Harus Dibalas Tuntas.
Tapi selain beberapa buku yang saya sebutkan tadi sampai sekarang baru punya tiga bukunya dengan yang terbaru yang berjudul hanya satu huruf saja yaitu O. Tapi mungkin yang paling membekas bagi beberapa pembacanya kisah di SDRHDT itu. Tidak seperti buku Cantik Itu Luka, SDRHDT dan O, kenapa buku Lelaki Harimau ini nampak penampilannya sederhana. Saya hanya membahas penampilan bukunya saja sedangkan ceritanya tetap bagus seperti bukunya yang lain. Untungnya ceritanya bagus itu tadi jadi saya cukup mengabaikan kebosanan saya dengan penampakannya. Tapi sebaiknya buku ini jangan dibaca anak dibawah umur ya, karena banyak adegan dewasanya, seperti beberapa buku Eka lainnya.
Pada lanskap yang sureal, Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun di sore ketia seharusnya rehat menanti musim pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhianatan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. “Bukan aku yang melakukannya,” ia berkata dan melanjutkan,”Ada hariau di dalam tubuhku.”
Duh saya sudah menyelesaikan membaca buku ini cukup lama, ceritanya sampai lupa. Tanggal di buku ini 30 Januari 2016, sudah 4 tahunan yang lalu tapi saya baru menuliskan buku ini sekarang. Kalau kamu penasaran dengan buku Lelaki Harimau ini sila saja mencarinya.
Nuraeni yang suka ngobrol dengan panci, Margio yang ngamuk dan menghabisi Anwar Sadat dengan cara sadis, dan cerita berbelit lainnya tentang kehidupan mereka. Jika pernah baca Cantik itu Luka tentu tahu jika penulis senang sekali menyajikan cerita dengan tokoh banyak dan unik dan juga cerita yang jangka waktunya lama juga, sangat bagus dengan pemilihan setiap kata perkata hingga kalimatnya.
Harimau itu putih serupa angsa, ganas sebengis ajak. Mameh pernah melihatnya suatu kali, sejenak, keluar dari tubuh Margio, seperti bebayang. Sebelumnya tak pernah ia melihat itu masih , pun setelahnya. – hal 41
Lucunya, kini setelah beberapa tahun buku ini saya baca lagi, saya baru menyadari kalau beberapa nama tokoh di buku ternyata juga nama beberapa orang yang saya kenal. Jadi saat membacanya malah membayangkan mereka kawan saya yang namanya sama.
Itu saja sih sedikit cerita tentang buku Eka Kurniawan yang ini, intinya buku ini pun sama bagusnya dengan buku-buku Eka yang lain. Penulis senior yang bukunya sudah diterbitkan dalam beberapa bahasa juga. Selamat berakhir pekan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.