Selasa, 24 Desember 2019

Buku: Aksara Amananunna

Penulis: Rio Johan
Penerbit: KPG
Cetakan: April 2014
Tebal: 240 Halaman


Entah kenapa setiap kali menyebut judul buku ini selalu salah bukan Amananunna tapi selalu ingatnya Amanuna. Akhir-akhir ini baru sadar ada beberapa buku yang pernah kubaca tetapi belum aku tulis sedikit ulasan di blog ini. Jadi akhir-akhir karena masih ada beberapa buku yang belum selesai aku baca dan ada yang masih belum mau lanjut baca juga maka mending menulis tentang beberapa buku lama saja. Meskipun begitu buku ini termasuk buku yang bagus, beneran bagus dan warning jangan dibaca anak kecil khusus buku ini.

Gambar: dari Google
Sebelumnya saya mengetahui penulis selain pernah aktif di twitter juga aktif nulis di blog kalau nggak salah, saya lupa blognya apa seingat saya bukan blogspot. Di akun twitter saya yang lama saya follow akun twitternya juga, sayang akun saya sudah ganti. Sudah agak lama tidak kepoin tulisannya lagi, dulu suka baca-baca tulisannya, dia suka menerjemahkan cerpen-cerpen penulis asing terkenal yang bagus-bagus. Beberapa hasil cerpennya juga ada yang dibagi di FB kalau tidak salah, saat baca cerpen-cerpennya kok lucu dan unik juga. Dan saat bukunya terbit saya ingin membelinya. Dan begitulah, tanggal tertera di buku ini 02 Maret 2015, ya sudah sekitar empat tahun lalu. Buku bagus selalu tak mengecewakan di baca kapanpun. Seingat saya terakhir saya tahu dia memenangkan sebuah lomba atau perhargaan gitu terus hadiahnya belajar sastra ke luar negeri.

Cerpen-cerpen di buku ini saya acungi jempol semua deh, bagus-bagus semua ceritanya. Saya paling suka Kevalier D’Orange dan paling gila tentu Susanna, susanna!. Buku ini termasuk salah satu buku yang saya simpan tersendiri, agar jauh dari jangkauan anak saya tentu saja.

12 manusia 12 zaman 12 cerita. Semua berusaha menghadapi sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Amananunna di zaman Sumeria harus merasakan pahitnya karma. Tokoh ‘aku’ di zaman modern berusaha lari dari sistem komunitas sadomasokis yang bagai apel terlarang. Kevalier D’Orange di prancis abad pertengahan mencoba berkompromi pada sistem masyarkat dan keadaan dirinya. Seorang pemuda Ginekopolis, suat negeri di tahun 8475, diculik dan dipaksa melawan takdir. Ada juga kisah seorang gadis remaja yang terpaksa menyamar jadi laki-laki karena keadaan, mengikuti lika-liku nasib, dan akhirnya terempas dalam situasi tak terduga.

Ya ada 12 cerita yang masing-masing cukup panjang dan asik untuk dibaca. Pemilihan kata demi kata juga sangat menawan, bahkan rasanya jika disuruh membaca cerita lain seperti ini lagi saya masih mau-mau saja. Pemilihan nama-nama tokoh dan tempat juga sama uniknya, saya tak habis pikir bagaimana dia bisa menamai tokohnya beragam rupa misalnya di cerita Aksara Amananunna. Baiklah saya kira segini saja saya cerita tentang buku ini, buku yang menurut saya sendiri sangat bagus. Rio Johan sendiri memang seorang penulis muda yang berbakat dan saya berharap dia masih menulis dan menerbitkan buku-bukunya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.