"Apa yang kau lakukan dengan tanah itu Nak?"
Bocah itu menoleh sebentar," Benih yang kutanam beberapa minggu yang lalu tidak segera tumbuh, aku mencari tahu apa yang terjadi dengan benih - benih itu" jawabnya.
"Benih apakah yang kau tanam itu Nak, kenapa belum juga tumbuh?"
"Benih ini aku kumpulkan dari biji - biji buah yang kumakan dahulu, karena aku suka mengumpulkan biji buah - buahan untuk kutanam kembali, seperti kakekku yang suka mengumpulkan biji dari tumbuhan langka yang ditemukannya"
"Oh begitu"
"Iya, kakekku yang satu lagi juga suka menanam pepohonan, terutama jika pohon itu memiliki buah"
"Jadi, kakekmu yang mengajarkan kamu?"
"Tidak, kakekku tidak mengajarkan apapun padaku, aku hanya melihat mereka melakukannya, dan aku menirunya"
"Begitu rupanya, apalagi yang kakekmu lakukan?"
"Kakekku, tidak suka melihat sampah plastik di kebun dan pekarangannya, setiap sore kakek berkeliling kebun memunguti sampah plastik seperti pembungkus permen, plastik putih, bungkus detergen dan lainnya yang berserakan dibuang nenek, aku atau orang yang kebetulan lewat"
"Lantas apa yang dilakukan kakekmu dengan plastik- plastik itu?"
"Ehm..kukira semula kakek akan membakarnya, atau membuangnya ke sungai, tetapi tidak, kakek tidak melakukan itu, kakek tidak suka membakar sampah, bahkan sampah daun kakek kumpulkan disebuah lubang jika sudah penuh kakek menutup lubang itu"
"Kakek memunguti sampah plastik itu dan menjadikan satu dalam karung besar, lantas kakek menimbun karung itu di bantaran sungai, kata kakek sungai itu sering meluap jika musim hujan dan kakek menimbunnya lagi dengan tanah"
"Kenapa begitu Nak?"
"Kata kakek plastik ini akan hancur puluhan bahkan ratusan tahun, dan kakek tidak suka karena jika di tanah pekarangan yang banyak pohon itu menjadi tidak subur jika banyak sampah plastik"
"Sekarang kenapa kau menanam biji -biji itu?"
"Dari buku yang pernah kubaca, kita bernafas dengan Oksigen, dan hanya pepohonan atau tanaman yang bisa menghasilkan Oksigen itu, bukan yang lain, maka aku menanam sesuatu yang membantuku untuk bernafas"
"Orang lain juga bernafas dan tidak menanam pohon Nak"
"Mereka hanya menerima dari alam, dari pepohonan yang orang lain tanam, dan bagiku itu memalukan, kita bernafas 24 jam nonstop setiap hari bahkan disaat kita tidur, dan kita menghirup Oksigen dari pohon yang ditanam orang lain, itu memalukan bukan, maka aku menanam biji -biji ini"
"Ah begitu rupanya, kalau begitu aku akan pulang dan menanam biji sepertimu Nak"
"Ya, silahkan"
"Ehm..apakah aku boleh bertanya dahulu sebelum pergi?"
"Boleh saja, apa yang hendak kau tanyakan?"
"Kenapa bajumu sepertinya tidak sewangi kawan -kawanmu Nak?"
"Oh itu, ibuku bilang jika kita mengambil air bening dan tawar lantas kita sudah mengotorinya dengan sabun lalu kita menambah lagi dengan pewangi, kemudian pemutih lalu membuangnya, itu mengerikan"
"Semua orang melakukan itu Nak"
"Ya, ibuku kadang juga mulai mengikuti itu"
"Oh begitu, kenapa kamu begitu khawatir Nak?"
"Ya, seandainya kita membuang air itu ke planet Mars mungkin tidak masalah, tetapi kita dan air itu berada dalam satu bola yang dinamakan Bumi, kita mengambilnya mengotorinya kemudian kita mengambil kembali air yang kotor itu, itu aneh bukan?"
"Hmm...ya"
"Bayangkan seandainya kita memakan makanan dan membuang sampahnya begitu saja di dalam rumah kita, setiap hari seperti itu, akan seperti apa rumah kita?"
"Ya, mungkin itu benar"
Orang sibuk mencari uang, sibuk membeli baju bagus, sibuk membeli kendaraan mewah, tetapi dia lupa dengan hal penting yang bahkan jika dia lima menit saja tidak menghirupnya dia bisa mati. Oksigen. Orang tidak malu bernafas dengan Oksigen gratis dari pohon dan tanaman yang orang lain tanam, gratis. Tanpa rasa malu.
Semoga catatan ini mengingatkan saya dan mungkin anda. Terimakasih sudah membaca sobat.
hayo siapa tuh yg sering buang sampah sembarangan?
BalasHapusSubhanallah sungguh keren nih gan Artikelnya jujur sungguh membuat saya malu sendiri membacanya :3
BalasHapussalam kenal yah gan dari Cinta Teknologi
OK bener nasihat-nasihatnya Mbak. lewat seorang anak yang ternyata ngerti soal lingkungan alam dan mengelolanya dengan baik. para orang tua malah banyak nggak paham soal begini kan.
BalasHapus"pesan ini disampaikan oleh ibu menteri lingkungan hidup"
BalasHapusBudy Sinichi-Aiko : bukan saya pak, itu tetangga saya hehe
BalasHapusAinnul Yaqin : kok malu, lha wong biji pohon si bocah dalam cerita itu saja belum tumbuh hehe
BalasHapussalam kenal juga, terimakasih sudah mampir di sini
Pak Zach : itu anaknya meniru simbahnya kok pak, para orang tua tentunya lebih paham lagi dari pada anak - anak
BalasHapuspesan ini disampaikan oleh orang yang tidak terkenal pak hehe
Cerita yg bagus, untuk orang dewasa maupun anak-anak. Lanjutkan
BalasHapusAbdur Rahman : semoga bermanfaat, terima kasih sudah mampir ke sini.
BalasHapusIkut menyimak yach. Bacaan yang bagus. Orang Indonesia sebagian besar kesadaran membuang sampah dan mencintai lingkungan kurang. Moga tulisan mbak Suzy bisa menginspirasi banyak orang :)
BalasHapusArief W.S : Silahkan, semoga semakin banyak orang yang mencintai lingkungannya, semoga bermanfaat yaa
BalasHapus