Menjelang musim penghujan seperti saat ini kalau sempat mengamati banyak sekali pohon mangga yang mulai berbuah. Sepertinya memang ini musim pohon mangga untuk berbuah. Begitu juga pohon mangga di rumah bapak. Nah kali ini aku mau cerita sedikit soal pohon mangga itu.
Pohon mangga di rumah bapak salah satunya adalah pohon mangga jenis mangga apel. Sebelumnya ada beberapa pohon mangga juga dan sudah cukup lama dan tua di depan rumah. Buahnya juga manis, kalau nggak salah mangga nanas. Ya, namanya mangga kok pakai apel, juga mangga kok nanas. Mangga nanasnya sudah tua dan ditebang. Kenapa disebut mangga apel karena mangga ini berbentuk lucu bulet mirip buah apel. Sedang pohon satunya lagi buah mangga jenis arum manis sepertinya. Sama-sama sedang berbuah banyak.
Gambar dari Google |
Aku mau cerita sedikit soal mangga apelnya saja. Jadi, dulu waktu masih nomaden alias hidup berpindah-pindah kontrakan, aku pernah menanam biji buah mangga di pot. Kalau nggak salah kurang lebih sekitar tiga atau empat tahunan yang lalu. Karena belum pernah menemui mangga bulet merah yang lucu itu maka aku ingin menanamnya saja. Biji dari buah yang aku makan itu pun tumbuh, setelah agak besar tentu saja tidak bisa ditanam di kontrakan yang bukan milikku karena pohon mangga bisa tumbuh besar pohonnya. Maka aku membawa ke rumah bapak, biar ditanam di sana. Setelah beberapa lama, setiap pulang ke rumah bapak, aku melihat dia tumbuh dengan baik.
Dari pohon kecil, jadi semakin membesar. Aku hampir tidak pernah memperhatikan setelahnya. Bapak hanya bilang kalau pohonnya mau hidup gitu. Hingga suatu saat aku sadar pohon itu sudah setinggi pohon pisang di dekatnya. Dan terus tumbuh tinggi, dan kemarin bapak bilang kalau berbunga cukup banyak. Saat pulang aku mengeceknya benar saja, bunganya cukup lebat, dan kini sudah berbuah cukup banyak. Bapak sampai heran, katanya baru berbuah sekali itu kok langsung banyak sekali. Karena pohon mangga arum manis di deketnya bahkan pertama berbuah hanya sedikit dan pohonnya tidak menjulang tegak seperti pohon mangga apel ini. Rasanya seneng banget dan nggak nyangka ternyata secepat itu pohon itu membesar dan berbuah.
Bapak memang suka sekali menanam pohon buah. Nggak suka kalau nanam tanaman yang tidak ada buahnya. Pernah dulu menanam pohon kelengkeng banyak sekali tetapi tidak ada satu pun yang berbuah, padahal pohonnya cukup lebat dan besar-besar juga lumayan banyak, akhirnya ditebangi semua. Mungkin dulu salah pilih pohon kelengkeng atau gimana. Ada pohon rambutan tetapi berbuahnya ngirit banget. Kalau dulu pas kecil paling banyak pohon jambu yang berbuah. Saat kecil suka memanjat pohon jambu, apalagi buahnya besar-besar, banyak dan manis-manis. Bapak dulu juga biasa menyetek, atau mencangkok pohon jambu ini. Jadi bisa satu pohon gitu berbuah dua jenis jambu. Mencangkok juga lebih cepat berbuahnya, dan buahnya dijamin mirip pohon aslinya. Jambu biji jenis jambu bangkok juga pernah punya dan buahnya buanyaaak banget. Sampai bisa di petik dari bawah saking buanyaknya buah. Kebun samping rumah sudah mirip perkebunan jambu bangkok dulu. Selain pohon jambu juga ada pohon sawo. Di rumah keluarga kami hampir semuanya terutama rumah orang tuanya, pasti punya pohon sawo. He he maaf jadi ngelantur malah cerita tentang jenis buah-buahan begini.
Omong-omong soal buah, pohon anggur yang aku tanam di polybag sudah ada yang berbuah. Padahal masih di polybag menanamnya, di depan rumah. Satu lagi habis dipreteli daunnya sampai habis sudah muncul tunas berbunga juga, satunya lagi baru minggu kemarin saya preteli daunnya habis, dan pagi tadi saya lihat sudah tumbuh tunasnya banyak dan calon bunganya, semoga jadi buahnya lebat dan sampai panen, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.