Jadi awal saya tinggal di rumah yang sekarang, saya menanam tanaman pucuk merah yang lagi hits saat itu di depan rumah. Ada beberapa pohon saya ingat termasuk pohon bambu juga. Saat itu rumah saya belum saya tinggali jadi hanya sesekali saya tengok saja untuk dibersihkan.
Hal pertama yang merepotkan saat saya menengok rumah adalah teras saya yang penuh kotoran ayam. Nggak tahu bagaimana di komplek perumahan seperti itu bisa ada yang pelihara ayam, karena lahannya sangat terbatas. Dan lagi kenapa tidak dikandang ayamnya. Jadi bukan hanya satu dua kotoran ayam, tapi penuh semua dengan kotoran ayam, sepertinya kalau malam jadi tempat menginap ayam-ayam itu. Saya tengok sih belakang rumah ada kandang-kandang ayam, tanpa ayam. Nggak tau punya dia atau bukan.
Hal kedua yang terjadi saat suatu hari ke sana lagi, depan rumah termasuk di teras ada banyak sekali sisa bahan bangunan. Termasuk pohon pucuk merah saya yang sudah agak besar hilang ikut tertimbun tumpukan sisa material bambu. Tentu saja saking banyaknya saya tidak bisa membongkar dan hanya marah-marah nggak jelas saat itu. Ya, akhirnya tanaman saya mati juga, padahal pohon itu saya tanam dari biji pemberian kawan sekantor saya. Sedih? Jelas, jengkel bukan main. Saya ingat ada tetangga yang tergopoh-gopoh datang meminta maaf saat itu, karena tanpa ijin dahulu sudah membuang banyak sisa material ke situ. Saya lihat dia sudah tinggal di situ juga.
Lalu saat saya pindah ke rumah itu, saya mulai mengamati. Ada orang yang senang sekali menaruh kendaraannya di garasi rumah kosong di depan rumahnya. Katanya sih saat ditanya tetangga lain sudah ijin ke yang punya. Jadi, dia punya mobil tetapi garasinya sendiri tidak cukup jadi suka di parkir di garasi rumah orang depannya kalau malam. Termasuk kendaraan lainnya jika siang cukup panas.
Lalu bukan hanya itu juga saya pernah lihat dia membuat sesuatu yang menyisakan bambu dan kayu, lalu kemana dia menaruh barang itu? Ya benar, di pekarangan kosong depan rumahnya lagi. Pekarangan rumah yang beda lagi dari yang ada garasinya tadi. Kemudian banyak lagi hal semacam itu. Dan seakan-akan tanpa rasa bersalah saja membuang barang-barang begitu ke pekarangan orang lain.
Dan beberapa waktu lalu dia sering menaruh sangkar burungnya ke mana-mana termasuk di depan rumah saya. Kapan itu saya lihat dia menaruh di rumah depan, kapan itu di tempat yang ada garasi kosong itu, termasuk di pohon depan rumah saya. Saya tidak suka burung kalau saya suka pasti saya pelihara, kalaupun saya suka pasti saya pelihara burung bukan kucing. Kadang kalau jengkel saya taruh kucing saya di depan biar saja dimakan burungnya. Sepertinya dia tidak suka dengan keberadan pohon saya itu. Sekarang sudah saya pangkas pohon itu.
Dan beberapa waktu lalu dia sering menaruh sangkar burungnya ke mana-mana termasuk di depan rumah saya. Kapan itu saya lihat dia menaruh di rumah depan, kapan itu di tempat yang ada garasi kosong itu, termasuk di pohon depan rumah saya. Saya tidak suka burung kalau saya suka pasti saya pelihara, kalaupun saya suka pasti saya pelihara burung bukan kucing. Kadang kalau jengkel saya taruh kucing saya di depan biar saja dimakan burungnya. Sepertinya dia tidak suka dengan keberadan pohon saya itu. Sekarang sudah saya pangkas pohon itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.