Sebagian anak yang menuntut ilmu jauh dari rumah memilih untuk indekos demi mempermudah kegiatan belajarnya. Termasuk saya dulu sempat ngekos juga bersama dengan kawan lainnya yang berasal dari berbagai daerah, mulai Palembang, Batam, Klaten, Medan, Yogyakarta sendiri dan masih banyak kawan dari daerah lain. Kami belajar hidup bersama dengan kawan dari beragam bahasa dan kebiasaan masing - masing daerah. Tempat kosan kami masih di wilayah Yogyakarta juga, di tengah kota dengan padatnya rumah penduduk. Seingat saya dulu rumah seorang dosen di sebuah perguruan tinggi negeri di Yogyakarta.
Malam itu kami ramai - ramai ngobrol di salah satu kamar kawan kos. Kami biasa berkumpul bersama sambil ngobrol ngalor ngidul sampai malam. Kami sekitar sembilanan orang -entah berapa tepatnya sebenarnya saya agak lupa- ngobrol sambil tiduran dan duduk santai hingga larut malam. Kebiasaan kami kalau ngumpul suka lupa waktu, biasanya diatas jam 12 malam baru tidur. Begitu juga malam itu hingga kurang lebih jam 24.30 an.
Malam itu kami ramai - ramai ngobrol di salah satu kamar kawan kos. Kami biasa berkumpul bersama sambil ngobrol ngalor ngidul sampai malam. Kami sekitar sembilanan orang -entah berapa tepatnya sebenarnya saya agak lupa- ngobrol sambil tiduran dan duduk santai hingga larut malam. Kebiasaan kami kalau ngumpul suka lupa waktu, biasanya diatas jam 12 malam baru tidur. Begitu juga malam itu hingga kurang lebih jam 24.30 an.
Di tengah obrolan, satu dua orang mulai merasa lelah dan ngantuk hendak kembali ke kamar masing - masing untuk tidur. Sisanya seperti biasa ngumpul tidur di kamar itu. Beberapa orang termasuk saya sudah berdiri di depan pintu kamar itu tetapi karena masih asik ngobrol akhirnya obrolan berlanjut di depan pintu. Tiba - tiba obrolan sempat terhenti sebentar karena ada suara dari arah kamar atas. Rumah indekos itu memang tingkat dengan dua tangga di sebelah selatan dan utara menuju kamar - kamar di atas. Sebagian lagi berderet kamarnya di bagian bawah, kamar di bawah memiliki lorong panjang sampai kamar - kamar di bagian belakang melewati dapur dan kamar mandi. Suara "Tek..tek!!" terdengar dari arah kamar atas yang kaca jendelanya kelihatan dari bawah dengan remang lampu berasal dari kamar kami ngobrol itu. Salah satu dari kami bertanya "Suara apa ya mbak?" dan karena suaranya menurut saya waktu terdengar seperti suara ekor cicak -saya pernah melihat ekor cicak diketukkan di kaca suaranya seperti itu- maka saya bilang "Mungkin suara ekor cicak" dengan santainya. Kami kemudian melanjutkan obrolan yang sempat terhenti itu, kami lupa jam menunjuk pukul dua belas malam lewat. Tiba - tiba terdengar suara keras yang terdengar kami semua saat itu suaranya terdengar seperti "Haaahh!!" yang keras. Kami saling berpandangan, sedetik kemudian kawan saya kocar kacir lari ke kamar masing - masing. Tinggallah saya sendirian di depan pintu kawan saya, lha gimana mau lari kamar saya juga di atas dekat asal suara itu. Tetapi setelah beberapa saat dengan masih shock melawan rasa takut saya kembali ke kamar saya sendiri. Kawan saya yang lain saling berpelukan di kamar tempat kami ngobrol dan meminta saya ikut tidur bareng di situ, tetapi saya memilih kembali ke kamar saya.
Malam itu untuk pertama kalinya saya mendengar suara spooky begitu, yang juga di dengar oleh semua kawan saya yang ngobrol malam itu. Mengingat suara itu seperti terdengar sangat dekat seperti berasal dari sumber suara yang cukup besar juga. Maksud saya jika manusia tidak mungkin memiliki suara seperti itu. Padahal di kampung saya sana yang masih penerangan kurang dan jarak satu rumah dengan yang lain cukup jauh, alhamdulillah belum pernah saya mengalami hal ganjil begitu.
Sebenarnya tempat kos kami terkenal agak seram, saya dengar cerita dari kawan yang sudah duluan ngekos di situ. Pembantu rumah itu juga menceritakan hal yang sama, bahkan kami dilarang untuk ngobrol atau berisik melebihi jam 12 malam. Kami saja yang malam itu lupa dengan pesan itu. Walaupun tempat kos kami seram tetapi kami juga tidak terus kabur, indekos di rumah itu cukup murah dibandingkan tempat lainnya. Yah walaupun penuh resiko seram itu tadi. Toh sebulan sekali di rumah itu juga ada pengajian jadi untuk apa kami ketakutan.
Saya mengambil pesan dari kejadian malam itu, ternyata kita tidak hidup sebagai satu - satunya makhluk ciptaan Tuhan di dunia ini. Kadang ada saatnya kita juga harus menghormati keberadaan mereka meski kita tidak bisa melihat dan berinteraksi dengan mereka.
Malam itu untuk pertama kalinya saya mendengar suara spooky begitu, yang juga di dengar oleh semua kawan saya yang ngobrol malam itu. Mengingat suara itu seperti terdengar sangat dekat seperti berasal dari sumber suara yang cukup besar juga. Maksud saya jika manusia tidak mungkin memiliki suara seperti itu. Padahal di kampung saya sana yang masih penerangan kurang dan jarak satu rumah dengan yang lain cukup jauh, alhamdulillah belum pernah saya mengalami hal ganjil begitu.
Sebenarnya tempat kos kami terkenal agak seram, saya dengar cerita dari kawan yang sudah duluan ngekos di situ. Pembantu rumah itu juga menceritakan hal yang sama, bahkan kami dilarang untuk ngobrol atau berisik melebihi jam 12 malam. Kami saja yang malam itu lupa dengan pesan itu. Walaupun tempat kos kami seram tetapi kami juga tidak terus kabur, indekos di rumah itu cukup murah dibandingkan tempat lainnya. Yah walaupun penuh resiko seram itu tadi. Toh sebulan sekali di rumah itu juga ada pengajian jadi untuk apa kami ketakutan.
Saya mengambil pesan dari kejadian malam itu, ternyata kita tidak hidup sebagai satu - satunya makhluk ciptaan Tuhan di dunia ini. Kadang ada saatnya kita juga harus menghormati keberadaan mereka meski kita tidak bisa melihat dan berinteraksi dengan mereka.
padahal sama-sama makhluk Tuhan kan? kayak kucing dan kelinci gitu kan?
BalasHapuskenapa kita takut coba?
sambil ngopi ahh
BalasHapusPak Zach Flazz : iya pak masih sama - sama makhluk Tuhan, kalau kucing dan kelinci lucu dan imut masih kelihatan juga jadi tidak begitu takut hehe
BalasHapusikutan ngopi ah
saya sekarang malah minum MILO lho
HapusSaya di Pontianak juga sering mendengar suara suara seperti itu. Ada banyak ISU memang. Yang paling logis adalah suara itu berasal dari sumber yang tidak jelas. Kadang juga orang kampung saya bilang suara itu sebagai tanda aja agar tuan rumah segera tidur atau istirahat. Wallahu Alam Bisasab. Hanya Allah yang tau jawabannya
BalasHapusWah, pengalaman waktu dikosan memang beragam ya, Ada yang susah sampai yang seram kayak gini. Tapi, kalo selama ada pengajian juga nggak jadi masalah apalagi kegiatannya rutin.
BalasHapusPak Asep Haryono : waduh pak di Pontianak sering terdengar seperti itu? horor dong pak. oh berarti pesannya agar segera tidur itu hampir sama ya, ya Allah saja yang tahu jawabnya.
BalasHapusPatrick Prasetyo : ya begitulah nasib anak kos hehe, semoga saja dengan seringnya digelar pengajian di rumah itu setiap bulan jadi tidak seram lagi.
BalasHapuskadang nasib nasib enak jadi anak kost, enaknya ya kayak ini
BalasHapusEm Albar : loh kok enak to, serem mas
BalasHapusSerem bener ceritanya, mba. Saya waktu dulu juga pernah ngekos di kosan yang agak serem kayak gini. Ngalamin waktu tidur, mau mindahin tangan ke posisi yang enak, eh tangan saya malah melayang gak bisa di kebawahin...kayak ada yang ngalangin gitu.
BalasHapuspasti keiket sama tali guling tuh
HapusUyo Yahya : kok serem sih, tindihan kali mas atau malah kenapa, kok melayang sih kesannya ngeri hehe, dialangin maksudnya gimana itu mas
HapusPak Zach : hehe pak Zach bukan tali guling pak tali sepatu kali
HapusKok pada teriak kenapa? Pada melihat apa?
BalasHapus:)
Memang banyak makhluk ALLAH yang lain.. kita gak sendiri... ada hewan, tumbuhan, jin, setan, dll ^_^
Fikri: yang teriak siapa ya? bukan melihat kok hanya mendengar saja :)
Hapusdan tidak berharap melihat juga kalau penampakannya nyeremin hehe
iya benar ada hewan tumbuhan dan lainnya
:D tak ada yang teriak ternyata. Aku baca sambil membayangkan, ternyata lebih kuat imajinasiku daripada bacaanku saat itu :D :D
HapusFikri: pada lari kabur sendiri-sendiri, imajinasimu lebih heboh ternyata :)
HapusMungkin iya
HapusTapi tergantung lah, kan cewek semua jadi aku membayangkan seperti apa mereka biasanya :D