Kemarin tanggal 24 Desember, menanam benih sawi sendok dan sawi putih. Kangkung yang jadi satu dengan seledri saya cabutin saya ganti dengan sawi-sawi itu, sebagian saya tanam di pot-pot lain.
Kemarin tanggal 19 Desember, kembali menyemprot fungisida buat anggur dan sereh. Anggur yang transfigurasi tumbuh sehat banget, batangnya gemuk dan memanjang serta bercabang. Sedang ninel tumbuhnya kerdil, seperti tidak bergerak jauh tertinggal panjangnya dan gedenya dari trans.
Cabai rawit yang kemarin daunnya mengkerut kekuningan setelah disemprot fungisida ini sepertinya daunnya tumbuh normal. Kemarin pohon cabainya ikut saya semprot lagi. Terong dan tomat tidak berani saya kasih fungisida karena saya konsumsi sendiri, sedang sereh untuk sementara tidak saya konsumsi dan anggur belum berbuah seperti anggur trans dan ninel itu saya semprot pestisida. Pestisida yang saya beli itu Antracol harganya 38 ribu aja, kata penjualnya bisa untuk sayuran lainnya dan aman bagi tanaman yang dikonsumsi seperti bayam, kangkung, cabai, tetapi saya hanya menyemprot tanaman yang belum berbuah atau yang enggak bakal saya konsumsi dalam waktu dekat. Saya kasih pestisida karena jamurnya sudah tidak bisa saya atasi lagi, dan takutnya menyebar ke tanaman lain.
Pohon tomatnya sudah berbuah besar, ada lumayan banyak yang jadi buahnya. Padahal seingat saya tidak begitu saya perhatikan lagi karena hujan, tapi dia tetap tumbuh dan berbuah, alhamdulillah ya. Sebelumnya hanya saya buatkan ajer untuk menahan batangnya yang sempat ambruk karena hujan. Meskipun daunnya keserang hama juga, pucuknya kekuningan dan mengkerut tidak normal, jadi seringnya kalau ada daun yang tampak sakit begitu langsung saya potes dan saya buang jauh-jauh, tidak saya pakai apa-apa. Menyiram juga jarang karena hujan terus di sini. Tomatnya ada yang sudah kemerahan saya petik ada 3 buah sampai hari ini. Katanya virus kuning ini dari kutu kebul, nah di pohon anggur isabel dan pohon cincau yang ada di dekatnya lagi banyak kutu kebul ini, makanya saya ya pasrah aja kalau tomatnya kena.
Pohon terong kemarin pas hujan lebat seharian patah satu dahannya. Enggak kuat karena di cabang satu itu ada 5 buah terong besar sepertinya terlalu berat jadi patah.Tetapi masih hidup dahan yang patah itu, pohonnya udah tinggi. Sangat subur dan bercabang-cabang gitu, sampai saya ikat pohonnya ke kayu mati bekas pohon kersen saya dulu. Akhirnya saya petik terongnya yang besar-besar, sudah tidak terhitung lagi buah terong dari pohon ini, sudah banyak banget dan sebagian saya kasih orang-orang karena saya sudah bosan. Tapi dia terus berbuah tanpa kenal lelah, bahkan tunas baru pun berbuah besar. Bingung saya, stok terong di kulkas aja masih banyak, kemarin aja petik 5 biji dan kemudian petik 6 lagi.
Seledri yang tinggal 4 pohon itu tumbuh baik dan menyemak jadi agak banyak gitu. Tapi masih pendek-pendek. Dulu benihnya murah, dalam polibag kecil gitu seribu dapat 4 benih hidup yang masih kecil. Yang di media banyak kohe itu mati hampir semuanya, bertahan 1 aja. Sedang yang di 2 pot lain masih hidup semua. Keras banget ya media yang kohenya masih baru, nyerang taneman beneran. Jadi kalau nanam medianya harus menunggu kohenya terurai dulu.
Nah di polibag bekas seledri yang pada mati untuk uji coba akhirnya saya tanam kacang tanah. Nanamnya sejak tanggal 8 Desember. Eh hidup semua sampai sekarang dan tumbuh baik, kuat ya kacang tanah dan lagi musim hujan terus begini. Oh iya, sementara pohon-pohon saya ini saya siram air cucian beras yang saya endapkan dua atau 3 hari saja, eman-eman kalau dibuang gitu aja. Dan lumayan subur untuk tanaman tanpa pupuk kimia. Yang saya kasih pupuk NPK hanya anggur baru itu sesekali kalau ingat aja.
Oh iya, di komplek saya ibuk-ibuknya juga punya kebun RT, jadi mereka menanam banyak tanaman seperti saya begini. Dan jika berbuah misalnya pisang, pare atau lainnya kemudian dilelang dan uangnya masuk kas RT. Setiap hari tertentu ibuk-ibuk dijadwal piket kebun,untuk menyiram tanaman dan lainnya. Sayangnya bisa ditebak dong memang saya jarang ikutan he he, selain saya capek juga sudah punya taneman sendiri. Seingat saya dulu bu RT baru ini yang punya ide itu, ya belum lama. Tapi menurut saya kok lebih baik hal itu diikuti dengan ibuk-ibuk itu berkebun juga di rumahnya, dan jangan ada paksakan untuk ikut kegiatan kebun RT, harusnya hal itu ya suka rela saja yang mau ikut ya ayok yang enggak ya sudah. Itu aja sih cerita update kebun mungil saya, besok saya cerita lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.