Senin, 14 Oktober 2019

Macam-macam Hantu

Ya, memang rada aneh saya menulis ini, tapi kebetulan saya lagi nggak tahu mau nulis apa jadi kepingin nulis soal ini saja.

Baiklah, di kampung saya dulu masih banyak sekali penampakan hantu yang aneh-aneh. Ya tentu saja saya sendiri belum pernah melihatnya dan tidak berharap melihatnya juga. Saya tahu hantu-hantu ini karena bapak dan orang-orang di kampung saya suka cerita. Kebetulan saya dari kecil sudah biasa dengar cerita-cerita aneh-aneh tentang hantulah, tentang hal-hal yang berbau mistis dan lainnya.

Hantu pertama yang dipercaya dan sering muncul di sana itu hantu Gundul Pringis. Hantu ini seperti namanya wujudnya hanya kepala dan kepalanya kalau muncul lantas meringis sambi menggelinding.

Hantu kedua Banaspati dan Kemamang, wujudnya kata orang-orang berbentuk bola api yang melayang. Bola api ini biasanya terbang mencari mangsa dan katanya hantu ini sangat ganas.

Hantu ketiga Keblak, kata tetanggaku sering terdengar kalau malam bunyi “blek blek” seperti bunyi kepakan sayap besar gitu makanya dinamai itu. Wujudnya kurang tahu saya, ada yang bilang kelelawar besar, ada yang bilang mirip unggas entahlah.

Hantu keempat Pocong, meskipun ada dan cukup terkenal tetapi penampakannya di kampung jarang. Tapi kapan itu penunggu kebun saya di desa lain katanya pernah bilang kalau kebun di sana pernah ada yang lihat ada pocongnya, entahlah selama tidak mengganggu tidak apa-apa.

Hantu kelima Genderuwo dan Wewe, ini hantu paling terkenal juga, wujudnya pada sudah tahu juga dan cukup terkenal di kampung juga. Pernah ada anak hilang katanya di curi sama makhluk ini, mencarinya dengan menggunakan bunyi-bunyian sambil memanggil nama si anak yang hilang.

Hantu keenam Wedon, kata bapak yang pernah ketemu makhluk ini di sawah wujudnya cukup menakutkan. Wujudnya saya lupa apa tapi warnanya putih dan kalau diihat malah semakin lama semakin tinggi, ada pernah katanya orang yang sedang menunggu sawah yang meninggal katanya karena hantu ini.

Selain hantu-hantu ini orang di kampung saya suka ‘memagari’ rumah atau sawahnya dengan memasang makhluk tak kasat mata ini. Jadi jangan main ambil sesuatu di pekarangan orang bisa-bisa pulang sakit atau malah kesurupan. Jangankan mengambil, bahkan di pekarangan simbah saya saja tidak boleh bersendau gurau di kebun sembarangan. Pernah saya dan sepupu saya nggak menggubris apa yang simbah saya katakan, anak kecil mana percaya hal begituan, tak berapa lama kami dikagetkan seekor ular yang jatuh dari pohon dan langsung membuat kami terdiam. Bahkan cerita mbah buyut dulu bahkan kampung kami pun ada penunggu atau penjaganya. Ya apapun itu, benar tidaknya terserah masing-masing orang juga, mau percaya sila saja kalaupun tidak percaya juga nggak apa-apa. Wallahua’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.