Penulis: Al Ghazali
Penerjemah: H.M As’ad El –Hafidy
Tebal : 224 Halaman
Penerbit: Mizan
gambar dari Google |
“Wahai para penuntut ilmu yang haus ilmu, cenderunglah pada kebenaran.”
Kalimat di atas merupakan kalimat pertama di Mukadimah buku ini. Kalimat yang sederhana dan indah. Buku terjemahan Bidayatul Hidayah ini ditulis oleh imam Al Ghazali. Beliau salah seorang cendekiawan Muslim dan pembaharu kenamaan dalam sejarah Islam- yang menyajikan tatanan bimbingan Islam tentang beribadah.
Penampilan bukunya agak bongsor, lumayan tebal untuk buku 224 halaman tetapi kenapa tebal? Karena di buku ini ada kertas berwarna beserta tulisan cantiknya yang menyejukkan. Tinta warna di beberapa tulisannya juga menarik. Bentuk huruf, besar kecilnya sampai ke warnanya saya suka. Buku ini cocok saya simpan sebagai koleksi. Saya jadi suka membacanya karena kecantikan desain buku secara keseluruhan. Saya tidak bosan membolak balik halamannya, tentu saja ini masalah selera. Tapi isi buku ini juga bagus. Selain itu banyak juga catatan kaki di setiap halamannya, jadi bisa menjelaskan apa yang disampaikan.
Buku ini katanya juga disebut sebagai mukadimah Ihya ‘Ulumiddin. Terdiri atas tiga bagian; tindak kepatuhan, menghindar dari dosa dan berhubungan dengan Allah dan manusia. Misalnya saja bahasan mengenai hal-hal terbaik dalam menggunakan waktu, aturan-aturan puasa, menjaga diri dari dosa, dan berhubungan dengan guru, sahabat atau orang tidak dikenal. Dijelaskan tata cara dengan cukup rinci, juga doa-doa yang harus dilafalkan, dan juga ada beberapa ayat yang disertakan.
Buku ini saya beli di BBW di Jogja beberapa waktu lalu. Ada beberapa buku lagi yang nantinya akan saya bahas sedikit di tulisan-tulisan yang lain. Saya memang punya kebiasaan selingkuh dalam membaca, jadi pas membaca buku A belum selesai eh tertarik membaca buku B. Jadinya dua-duanya saya baca bergantian, atau kadang saya memilih salah satunya yang lebih bagus untuk saya selesaikan.
Omong-omong ini buku religi pertama yang saya miliki dan saya baca setelah sekian lama saya berhenti membaca buku serupa. Maksudnya saya pernah membaca beberapa buku sebelum ini, dan pernah punya beberapa buku sebelum ini, tapi sudah dulu sekali saya membelinya. Tentu saja karena saya trauma dengan buku agama yang pernah saya baca. Ya sebagian isinya sudah pernah membacanya, sebagian lagi juga belum. Mungkin semacam mengulang membaca lagi. Ya sekian saja sedikit cerita tentang buku Menjelang Hidayah ini semoga cukup memberi gambaran tentang isi buku ini. Dan selamat tahun baru Islam 1441 Hijriyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.