Penulis: Wid Kusuma
Penerbit: Diva Press
Cetakan: pertama November 2011
Tebal: 400 halaman
"Novel ini pemiksian menarik dari karya legendaris Serat Pararaton atau Kitab Raja-Raja....perjalanan hidup sang putra dewa yang lahir sebagai kasta sudra bernama Ken Arok..."
Seorang manusia putra Dewa Brahma, putri pendeta Budha yang cantik jelita, sebuah keris sakti yang memakan korban, dendam dan perebutan kekuasaan. Dengan kelima hal itu sudah membuat cerita sepanjang 400 halaman ini begitu menarik.
Jika belajar sejarah sedikit membosankan maka membaca cerita sambil belajar sejarah tentu lebih menyenangkan. Membaca buku ini seperti membaca lagi sejarah para raja-raja di Jawa pada zaman dahulu. Dibumbui kisah pencintaan di awal cerita, dendam, perebutan kekuasaan dan kisah lainnya.
Sampul depan bergambar seorang laki-laki tampak dari belakang dan sebuah keris yang tertancap di sebuah batu. Judul Pararaton tentu menjadi daya tarik tersendiri, contohnya saya yang langsung tertarik membacanya. Meskipun tebalnya lumayan juga, tapi karena ini novel jadi tidak membosankan.
Beberapa poin penting dari kisah ini:
Meskipun seorang anak dewa, tetapi karena hubungan yang didapatkan dari merebut milik orang lain maka berakhir menjadi anak yang kurang baik perilakunya. Merebut milik orang lain itu tidak baik, meskipun seorang Dewa yang melakukannya.
Dengan siapa seseorang hidup menjadikan siapa dirinya nantinya. Dalam didikan seorang rampok Ken arok menjadi berperangai buruk, dalam didikan orang yang lebih baik dia menjadi orang yang baik.
Segala sesuatu yang didapatkan dengan cara yang tidak baik, kekuasaan, cinta atau apapun akan berakhir tidak baik juga.
Jangan menyakiti seseorang hingga dia menjatuhkan kutukan seperti yang terjadi pada Ken Arok, yaitu kutukan dari empu Purwa dan empu Gandring.
Demikian sekilas tentang buku ini, semoga bermanfaat.
Demikian sekilas tentang buku ini, semoga bermanfaat.
400 halaman lumayan tebel
BalasHapusbiar selesai bacanya lama kalau tebel mas :)
Hapus