Kisah sebelumnya.
Meletup-letup, mula-mula membentuk gelembung kecil, sedikit membesar dan pecah.
Pelan sekali pecahnya, tidak seperti bola sabun yang pecah. Ya, seperti itulah cairan gula yang meletup-letup di atas api. Jika tidak mengaduk sesering yang dibutuhkan, cairan gula itu mengendap, menempel di pinggiran kemudian mengering dan berbau gula yang gosong. Bau karamel, seperti gula yang terbakar. Jika mengendap ada sebentuk gumpalan lengket menempel di ujung spatula, lengket dan susah dilepaskan. Pernah aku mengibas terlalu kuat, dia terlempar dan menempel di panci lain yang tergantung di dinding dapur. Aku menoleh pada oma, dan dia tidak melihat kelakuanku, buru-buru aku bersihkan tempelan karamel gosong itu. Dan kau tahu, ternyata telah lengket, mengeras susah dilepaskan, kemudian aku pura-pura tidak melihatnya.
Meletup-letup, mula-mula membentuk gelembung kecil, sedikit membesar dan pecah.
Pelan sekali pecahnya, tidak seperti bola sabun yang pecah. Ya, seperti itulah cairan gula yang meletup-letup di atas api. Jika tidak mengaduk sesering yang dibutuhkan, cairan gula itu mengendap, menempel di pinggiran kemudian mengering dan berbau gula yang gosong. Bau karamel, seperti gula yang terbakar. Jika mengendap ada sebentuk gumpalan lengket menempel di ujung spatula, lengket dan susah dilepaskan. Pernah aku mengibas terlalu kuat, dia terlempar dan menempel di panci lain yang tergantung di dinding dapur. Aku menoleh pada oma, dan dia tidak melihat kelakuanku, buru-buru aku bersihkan tempelan karamel gosong itu. Dan kau tahu, ternyata telah lengket, mengeras susah dilepaskan, kemudian aku pura-pura tidak melihatnya.
Oma pandai membuat kue karamel yang kecoklatan, aku hanya membantunya mengaduk ini itu. Kadang lebih banyak menebar tepung di meja dan di lantai. Oma sering bercerita tentang tepung-tepung yang banyak sekali namanya itu. Ada tepung roti, tepung gandum, tepung maizena, tepung kentang dan entah ada tepung apalagi. Aku hanya tahu tepung terigu dalam wadah yang tinggal sobek dan dicampur air sedikit. Biasanya oma menggoreng udang kupas atau brokoli dengan itu. Rasanya gurih dan manis, dengan sedikit merica yang terasa pedas. Udang yang enak menurutku yang masih sedikit kemerahan, manis, lembut dan masih terasa udang. Kadang udang terasa bukan udang juga, bukan? Terasa keras seperti potongan karet karena terlalu kering. Aku jadi membayangkan memakan potongan-potongan karet sungguhan, mengerikan.
Ah ya, kamu punya teman khayalan? Aku punya. Namanya Joey, seekor beruang abu dan hijau. Bonekaku tentunya. Kupikir dia bisa bicara sekali waktu, tapi hanya aku yang mendengarnya. Pernah suatu ketika wajah Joe kulumuri dengan saus, saat itu aku sedang makan sesuatu, dan kau tahu? Oma marah padaku, kemudian memasukkan Joe ke dalam mesin cuci. Aku melihatnya, kasihan sekali. Dia jumpalitan tak karuan di dalam mesin yang terus berputar itu. Seandainya aku bisa mungkin sudah kumatikan saja mesin itu. Tapi oma berdiri di samping mesin cuci itu, dan aku hanya menatapnya. Setelah keluar dan kering pasti Joe akan muntah-muntah karena pusing. Mesin cuci yang membuat gaduh. Suaranya saat berputar sering membuat Billie lari menjauh, seperti suara berisik yang mengganggu. Aku membayangkan mesin-mesin kecil yang berputar saling bergesek dan menimbulkan suara berisik.
Sofia, perempuan bermata hitam itu sesekali ke dapur, mengaduk susu atau membuat jus hijau yang menjijikkan. Aku tak akan meminumnya, dari sayuran hijau mentah dan buah hijau seperti apel dan juga bermacam berry. Saat papa pergi beberapa minggu, sering kudapati Sofia menerima tamu beberapa kali. Kadang segerombol perempuan yang ramai di ruang tamu selama berjam-jam. Di lain waktu seorang lelaki yang lebih muda dari papa. Lelaki itu tampak berusaha bersikap manis padaku, tapi aku tak begitu ambil peduli. Oma akan mengomel seharian jika itu terjadi. Yang pasti aku belum pernah menemuinya saat ada acara di keluarga papa.
"Sayang bisa kau ambilkan botol itu untukku?" suara Sofia dari tempat duduknya.
Aku memandanginya saja selama beberapa detik.
"Kamu mendengarku?"
Aku kesal, kugerakkan kakiku seperti robot. Kulihat matanya tambah sebal melihatku. Aku berdiri dan menyerahkan botol berisi cat-cat kuku. Perempuan itu galaknya melebihi Billie jika melihat orang asing. Jika Billie menggeram dan menunjukkan gigi-giginya yang tajam, perempuan ini meninggikan suaranya dan menunjukkan tatapan mata yang mengerikan. Kadang wajah perempuan itu serupa Billie kalau aku sedang kesal, tapi dengan bulu hitam legam. Ingin kulempar tulang rasanya biar dia lari mengejarnya. Sayang yang melakukan itu hanya Billie, kalau Sofia pasti melempar balik tulang itu padaku. Dan jika oma melihat itu, oma akan menuang tulang sebanyak gunung es ke atas kepalanya. Mungkin akan mengubur Sofia hingga hilang.
*Bersambung
*Bersambung
Indah sekali kata-katanya :) Jadi ingat kalau aku paling gak tega kalau boneka kesayanganku masuk mesin cuci, huhuhu...
BalasHapusmakasih mb Indi, punya banyak boneka kesayangan juga ya :)
HapusIni cerbung?
BalasHapusya kayaknya seperti itulah
HapusKue karamel enak juga lho mbak, saya sering dikasih teman. Warnanya coklat lain dari pada yang lain :)
BalasHapusiya betul mbak warnanya cokelat agak mirip bika agak bolong-bolong gitu, bau karamelnya tiada duanya :)
HapusKalau dilihat ceritanya to be continue ya gan ?? :D
BalasHapusiya masih bersambung :)
Hapusterimakasih sudah mampir di sini
Aku benar benar membayangkan kejadian di dapur.. kayaknya seru bisa buat sesuatu dengan oma..
BalasHapusBonekanya dimasukkan di mesin cuci dia tak akan mati, karena dia memang tidak hidup hehehe..
Ditunggu cerita selanjutnya :-)
sesekali perlu bermain di dapur mbak
Hapusiya itu hanya boneka, imaginasinya rada-rada hehe
terimakasih sudah berkunjung :)
nggak kebayang boneka kesayangannya terjun ke mesin cuci...makanya kalau punya boneka di sayangin supaya nggak ngambek terjun gituh atuh
BalasHapushehehe iya tuh mang Lembu kayaknya kucel jadi perlu mandi nekad terjun begitu saja
Hapussedihnya boneka kesayanganku
BalasHapusbuat mang Lembu bolehlah bonekanya hehe
HapusSuka permainan kata-katanya. Salam kenal ^^
BalasHapusmakasih :)
HapusSalam kenal juga Putri
makasih sudah berkunjung
wah piawai sekali bikin alur cerita fiksinya semakin bkin geregetan kalo memba..keren-keren masbro
BalasHapushehe masih belajar kok mbak
Hapusmakasih sudah berkenan membaca dan berkunjung
Muantappp bang, saya tunggu deh kelanjutan ceritanya.
BalasHapushehe sudah selesai ceritanya
Hapusmakasih sudah berkunjung
Oh sudah selesai ya, maaf nih lagi gagal fokus.
Hapushehe minum Aq*** mas
Hapusgimana jika beruangnya digantikan oleh saya,pasti bisa ngomong beneran dan pasti akan lebih bahagia deh :D
BalasHapuswah siap mang masuk mesin cucinya? hehehe
Hapuskalau siap nggak papa mang :D
Suka sama gaya bahasanya... :)
BalasHapusmakasih sudah mampir ke sini
Hapusdan membaca mbak :D
pengen kenalan ama omanya dan minta diajarkan membuat kue hehehe. tulisannya bagus, kalimatnya indah
BalasHapusomanya baru di dapur mas hehe
Hapusmakasih mas sudah mampir dan membaca :)
Pilihan kata-katanya suka, kalimatnya seperti aliran ragam kosa kata. Bersambung....
BalasHapusmakasih mbak sudah membaca
Hapusiya bersambung tapi sudah selesai kok