Sesekali dia memperbaiki duduknya. Sebentar lagi dia mungkin tertidur, matanya cukup berat dan baris kalimat di layar ponsel sudah mulai mengabur. Sebuah pintu mungkin terbuka kembali tanpa sengaja, tapi apa boleh buat, ia tak dapat menahan kantuknya.
"Waktunya, waktu berjalan terus. Kami harus bekerja." Suara seseorang tak asing di telinga.
"Ini masih jam tujuh sore, apa yang salah dengan itu. Aku hanya butuh menyelesaikan beberapa halaman lagi, bahkan makan malamku belum tercerna benar," gumamnya kesal.
"Segera bertukar." Suara lelaki itu lagi.
"Apa selalu begini, sembarangan memerintah, apa peduliku dengan urusanmu." Dia mulai kesal.
Akhirnya baris kalimat itu mengabur dan gelap.
Seseorang meloncat dan berusaha tidak jatuh. Jalanan diterangi lampu temaram. Dia melangkah menjauh.
***
Saguaro biasanya muncul di bulan Mei atau Juni. Ia muncul bergerombol hijau, semakin lama muncul kelopak putih dengan putik kekuningan.
Tanah tandus minim hujan, segala tumbuhan tampak kering dan mati. Lain halnya dengan Saguaro, dia mampu bertahan dalam kondisi alam yang keras ini.
Apa guna jumper di cuaca sepanas ini. Dia tadi seharusnya memakai kaos tipis dari katun lembut. Sepatu bootnya sudah kumal berdebu, hanya pasir, debu, pasir, debu di sini.
Dia membuka ponselnya, mengetikkan sebuah pesan.
-Mi perdigas
Pesan terkirim dan ia menutup kembali ponselnya. Ia berjalan mendekati sebuah kedai kopi yang sedikit sepi. Hanya dua meja yang nampak di luar dan beberapa kursi usang dari kayu. Hiasan dinding yang hampir jatuh karena berkarat, dan suara pintu yang terombang ambing angin.
Pintunya masih terbuka, dan lampu belum menyala. Dia kemudian duduk dengan secangkir kopi mengepul, aroma kayu manis bercampur mocca dan susu.
Ia melirik ponselnya. Ada sebuah pesan masuk.
-Temui Michell. Dia akan membantumu.
***
Kopiku mana ? hemm...saguaro itu seperti apa bentuknya.
BalasHapusDjangkaru Bumi: lah dimana mas kopinya?
Hapussaguaro itu ya seperti saguaro, googling aja mas hehe