Masalah Sampah di Sekitar Kita

Sampah dan pengelolaan tempat pembuangan sampah sering membuat pusing kepala. Sampah bukan hanya karena baunya yang mengganggu, tetapi juga tidak enak dipandang mata. Bukan hanya di Jakarta, di dekat rumah saya ada juga kasus sampah yang menjengkelkan.

Ada lahan sempit di pinggir perempatan jalan yang sering dipakai orang untuk membuang sampah, padahal tempat itu di pinggir jalan dan bukan tempat pembuangan sampah. Karena tempat itu jauh dari pemukiman penduduk, maka sampah semakin hari semakin menggunung. Hanya ada sebuah gudang di dekat situ.

Oleh pemilik gudang dan warga dekat situ yang mulai terganggu dengan tumpukan sampah yang menggunung maka sesekali sampah dibakar dan dibersihkan. Tetapi, masih ada saja yang membuang sampah di tempat itu. Karena itu di perempatan jalan maka bisa dibayangkan baunya saat orang berhenti untuk melintasi perempatan jalan.

Begitu berulang kali, dibersihkan, dibakar sampahnya kemudian ada lagi yang membuang sampah di situ. Kemudian dipasang papan pelarangan membuang sampah dengan memajang undang-undang dan beberapa kalimat lain. Tetap saja mereka membuang sampah di tempat itu. Sampah kebanyakan dibuang pada pagi atau malam hari, sehingga jarang tertangkap basah. Saking jengkelnya sampai dipasang spanduk kain bertulis agar sampah dibuang beberapa meter dari tempat itu, dimana akhirnya dibangun tempat penampungan sampah. Tetapi anehnya masih saja orang membuang sampah di sana, padahal hanya berjarak paling enam  sampai tujuh meter saja dari tempat itu.

Sepertinya warga dekat situ mulai kehabisan kesabaran, hingga suatu hari mereka melakukan kerja bakti dengan membersihkan dan membakar sampah itu. Tetapi bukan di pinggir jalan, melainkan dibakar di tengah jalan dan semua sampah dibakar di tengah jalan. Jalan pun di tutup sementara dan ada orang yang menjaga jalan itu untuk memastikan tidak ada orang yang membuang sampah di tempat itu.

Setelah beberapa hari ditutup dan abu sisa pembakaran ditebar sepanjang jalan, sepertinya orang-orang yang membuang sampah sembarangan itu mulai sadar diri dan tidak membuang sampah di sana lagi.