Penulis: Fira Basuki
Penerbit: PT Grasindo
Cetakan: Juli 2004
Editor: A.Ariobimo Nusantara
Tebal: 157 halaman
Buku ini tentu saja buku yang sudah lama tetapi sangat bagus ceritanya. Sungguh saya menyesal kenapa tidak baca novel atau buku fiksi dari dulu. Untuk ukuran sebuah novel saya merasa buku ini terlalu tipis, ketika selesai membaca saya berucap dalam hati 'loh kok udah selesai' sepertinya terlalu pendek, terlalu cepat, penginnya ceritanya lebih panjang lagi. Padat, berisi, penuh istilah cerita dan hal-hal yang menyenangkan untuk dibaca.
Buku ini bercerita tentang kisah Djati Suryo Wibowo atau Bowo si anak kuning yang memiliki indera keenam. Anak seorang priyayi Jawa, yang sangat dekat dengan yangti atau eyang putrinya. Memiliki adik June Larasati Subagio dan teman kecil Jeliteng dari alam lain. Bagaimana Bo menghadapi kebingungan dengan kelebihannya, bagaimana dia terpaksa bersekolah di luar negeri karena terlibat suatu masalah dan menemukan perempuan-perempuan pelabuhan cintanya dalam kesulitan hidup.
Sebenarnya saya merasa sedih pas baca buku ini, karena saya punya sepupu dengan nama panggilan yang sama. Sesuai judulnya, bab-bab di dalam buku ini juga diberi judul dengan awalan Pintu yaitu Pintu Gerbang, Pintu Batin dan Pintu Hati. Bowo menjalin hubungan dengan beberapa perempuan, pertama Putri anak jawa yang lemah lembut, kemudian Erna perempuan yang menawarinya tempat tinggal sementara, kemudian Paris seorang perempuan cantik yang akhirnya meninggal dibunuh dan terakhir Aida perempuan yang akan dinikahinya.
"Mas cinta itu bukan sekadar menikah"
Saya tertarik dengan tulisan pada gambar sampul itu:
"Lawangku lawang biru, lawang langit lan mahameru. lawang pikir lawan kalbu.
Duh kang kinasih ing lawangMu anggonku mlebu..metu ommm lawanging jagad lelakonku.
Sewu sangangatus suwidak wolu lawang wus dak ketuk lan bukak..seseping sepi
Ngentak-entak Gusti lelawang Kang Sawiji. Jroning lawangmu sing dak arep tinuju."
Sepertinya artinya dalem ya paragraf itu. Demikian semoga bermanfaat sobat.
Sebenarnya saya merasa sedih pas baca buku ini, karena saya punya sepupu dengan nama panggilan yang sama. Sesuai judulnya, bab-bab di dalam buku ini juga diberi judul dengan awalan Pintu yaitu Pintu Gerbang, Pintu Batin dan Pintu Hati. Bowo menjalin hubungan dengan beberapa perempuan, pertama Putri anak jawa yang lemah lembut, kemudian Erna perempuan yang menawarinya tempat tinggal sementara, kemudian Paris seorang perempuan cantik yang akhirnya meninggal dibunuh dan terakhir Aida perempuan yang akan dinikahinya.
"Mas cinta itu bukan sekadar menikah"
Saya tertarik dengan tulisan pada gambar sampul itu:
"Lawangku lawang biru, lawang langit lan mahameru. lawang pikir lawan kalbu.
Duh kang kinasih ing lawangMu anggonku mlebu..metu ommm lawanging jagad lelakonku.
Sewu sangangatus suwidak wolu lawang wus dak ketuk lan bukak..seseping sepi
Ngentak-entak Gusti lelawang Kang Sawiji. Jroning lawangmu sing dak arep tinuju."
Sepertinya artinya dalem ya paragraf itu. Demikian semoga bermanfaat sobat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.