Kehidupan di dunia maya ini
seperti layaknya di dunia nyata. Berjuta juta lebih orang dengan berjuta-juta
tujuan menulis dan berinteraksi. Ada yang sibuk berjualan, ada yang sibuk
berpikir, ada pula yang bercerita pengalaman traveling dan berburu kuliner
seantero negeri. Berkali kali saya membaca blog dengan beraneka macam gaya
pemiliknya. Apa yang kita tulis juga berkemungkinan dibaca oleh siapa saja.
Dari tulisan ahli bahasa, bahasa alay, bahasa gaul hingga istilalah – istilah
rumit. Seakan kita menjumpai sebuah perpustakaan besar yang sangat lengkap. Apa
saja ada.
Saya yang masih awam akhirnya
menemukan sesuatu yang penting. Semakin bagus tulisan seseorang ternyata kata –
kata yang digunakan semakin santun.
Tidak meledak – ledak, tidak penuh emosi. Saya tertegun dan terkagum – kagum membacanya.
Menegur tanpa membodoh- bodohkan, memberitahu tanpa menggurui. Sangat bijak, saya
merasa membaca tulisan seorang yang
tenang, luas ilmu pengetahuannya dan tidak sombong. Saya malah sungkan
setengah mati menghadapi orang semacam ini. Seperti kisah dibuku Dale Carnagie,
tentang taruhan antara angin dan matahari untuk membuat seseorang membuka
jaketnya. Bagaimana angin dengan begitu sombong dan yakin mampu membuat orang
tersebut melepas jaketnya, dengan tiupan angin yang keras kepadanya. Semakin
keras angin bertiup justru orang itu semakin merapatkan jaket ketubuhnya karena
dingin. Sedangkan matahari dengan tenang memberi kehangatan dengan sinarnya,
sehingga pada akhirnya orang tersebut kepanasan dan membuka jaketnya.
Ada juga aturan tidak tertulis
yang berlaku. Entah hanya perasaan saya saja atau benar, bahwa sesiapa yang
dianggap salah, atau secara terang- terangan berpendapat tidak menyukai sesuatu
/ seseorang ataupun kasar maka akan dibully
habis-habisan. Secara terang- terangan ataupun tidak. Itu yang pernah saya
temui. Tapi tentu saja itu tidak berlaku
bagi seorang bijak yang saya sebutkan di atas tadi. Dia tetap menegur dengan
bahasa yang santun.
Saya berulang kali mengalami teman yang sudah bertahun
– tahun bersama kita / bergaul ternyata kadang juga kita belum mengenal
sepenuhnya, dan pada akhirnya terkaget- kaget mendapati kenyataan yang jauh
dari perkiraan kita. Tidak mudah bagi saya untuk menaruh kepercayaan lagi. Pelan- pelan saya belajar untuk mempercayai
bahwa masih ada manusia baik di dunia ini seperti sangkaan saya, dan dia benar
seperti itu adanya didepan dan dibelakang saya. Meskipun mungkin saya hanya
bergaul dan mengenalnya di dunia maya.
Aku suka tulisan seperti ini, mengamati kehidupan...
BalasHapusFikri : terimakasih, kadang kadang saja kok
BalasHapus