Kamis, 17 Desember 2015

Katakan Sayang

Katakan katakan kau sayang padaku
Katakan katakan kau hanya milikku


Sebuah kastil tua, dengan dinding batu berwarna kehitaman. Bongkahan batu yang dipotong sedemikian rupa dengan bentuk dan ukuran hampir sama. Meskipun sepertinya tanpa alat ukur, karena ada yang sedikit lebih besar atau sedikit lebih kecil. Batu-batu itu saling direkatkan dan di beberapa bagian sudah ditumbuhi lumut. Seperti hamparan karpet hijau yang menutupi batu. Bangunan itu sudah berumur sekian abad lamanya. Jika cuaca lembab penuh hujan seperti sekarang, lumut di bebatuan itu makin menggila. Jika di jalanan berbatu tumbuhnya, kamu harus berhati-hati, licinnya bukan main. Sepatu dengan sol kencang dan bergigi mungkin pilihan terbaik, jika tidak bersiaplah untuk terjerembab mencium jalanan. Mungkin kamu akan menerima luka lecet yang tidak beraturan atau bulatan biru memar di lutut. Butuh beberapa hari untuk kering dan perih yang tak terkira ketika terkena air.

Katakan katakan kau sayang padaku
Katakan katakan kau hanya milikku

Kastil seindah ini dapat kamu temukan di lembah-lembah, seperti di negeri dongeng. Dengan dinding berwarna putih dari kejauhan berdiri begitu gagah, seperti kerajaan putri dan raja di dongeng-dongeng anak. Berbeda dengan tempat yang suram ini. Jika di sana perkebunan anggur yang tumbuh mengelilingi kastil, di sini hanya pohon atau semak-semak ek yang kadang memiliki getah beracun. Pohon ek kadang juga berlubang, dengan cabang kuat berpencar yang bisa dipanjat. Getah beracunnya jika mengenai kulit tangan akan menyebabkan kemerahan yang jika digosok sedikit nyeri dan panas. Kayu-kayu ek itu memiliki aroma khas, kadang digunakan untuk mengasap daging dan ikan. Bijinya kecoklatan dengan kulit yang halus dan bertopi kehijauan atau cokelat, jika kamu melihatnya pasti akan ingat Alvin si tupai kecil bersuara merdu, mereka pasti senang sekali mengubur biji-biji ek di tanah.

Ada banyak jendela dan pintu di sepanjang lorong. Menganga seperti hantu yang siap menelan siapa saja yang masuk ke sana. Ukiran di setiap bagiannya sangat detil dan rumit dan benar-benar indah. Sayup terdengar seseorang bernyanyi, lirih dan terdengar menyayat hati.
 
Katakan katakan kau sayang padaku
Katakan katakan kau hanya milikku

Gerimis membasahi bumi, jalanan berbatu yang semula lembab menjadi semakin basah. Langit kelabu menutup hampir seluruhnya, sejauh mata memandang hanya kelabu. Sepertinya para bidadari kehilangan selera melukis langit. Semua nampak kusam, kelabu seperti kuku-kuku tangan yang kedinginan. Sebagian jalan berbatu tampak lebih gelap, seperti permukaan cermin yang kelam. Sebagian lagi mengkilat, memantulkan sinar matahari yang tersisa menembus mendung. Mendung kelabu menghalangi sinar matahari hingga langit jadi pucat. Dalam bagian batu yang kelam itu nampak percik-percik gerimis yang berjatuhan, memantulkan air tak beraturan. Bayangan dinding kastil yang suram nampak di genangan air, sebuah kastil lain yang terbalik.

Katakan katakan kau sayang padaku
Katakan katakan kau hanya milikku

Lagu itu terus terdengar. Lagu sedih seorang lelaki. Bertahun yang lalu, di bawah salah satu pohon ek itu, pernah duduk sepasang kekasih. Berdua mengikat janji. Semua keindahan cinta terlihat dari wajah mereka setiap hari. Pagi itu, mendadak seisi kastil gempar. Sesosok tubuh lunglai tergantung-gantung pada dahan ek yang besar. Di lehernya terlilit seutas tali. Sang kekasih tak nampak hingga tubuhnya diturunkan, dimakamkan tak jauh dari kastil besar itu. Hingga sebuah sedan tua berhenti di suatu siang, seorang perempuan tampak turun dari sana. Dengan wajah tertutup topi hitam. Matanya memerah, seperti sudah menangis berminggu-minggu lamanya.

Katakan katakan kau sayang padaku
Katakan katakan kau hanya milikku[*]

Di bawah pohon ek, mereka mengikat janji. Di bawah pohon ek, sebuah tangis pecah dalam luka tak terperi. Seonggok tanah tempat kekasih terbaring mati yang tak pernah memiliki diri, memilih pergi dengan jalannya sendiri. Hanya sepotong lagu sedih yang terdengar sepanjang tahun, dan sesosok bayangan lelaki yang berdiri di bawah pohon ek. Menanti kekasih hati, yang dibawa pergi.


Notes: 
[*] lirik sebuah lagu
ada yang ingat, sila kasih pencerahan di komen he he 

6 komentar:

  1. Robin Panjaitan - Sonata Yang Indah? Hmm...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oalah Sonata yang indah
      saya baca liriknya bener ternyata itu hehe
      makasih mas Rudy Arra

      Hapus
  2. kenapa kekasihnya bunuh diri? apa karena kasih tak sampai?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan kasih tak sampai mbak
      tetapi ditinggal kekasihnya pergi

      Hapus
  3. Hmm sungguh tragis mas kejadiaannya dan juga nyentuh banget kata katanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah membaca mas
      ya begitulah ceritanya

      Hapus

Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan ini. Jangan lupa tinggalkan komentarmu di sini.

Update Berkebun